SOLOPOS.COM - Tandai biar tidak beli lagi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)-004

Selain di wilayah Sleman, OP yang sama juga dilaksanakan di Bantul dan Jogja.

Harianjogja.com, SLEMAN– Kelangkaan gas elpiji 3 kg direspons oleh PT Pertamina (Persero). Pertamina menggelar operasi pasar (OP) gas 3kg di sejumlah kecamatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksanaan OP digelar sejak Minggu (16/10) di Kecamatan Kalasan. Pertamina menyediakan 560 tabung di wilayah tersebut. Hari ini, Senin (17/10) OP gas elpiji 3kg digelar di empat kecamatan. Masing-masing di Kecamatan Seyegan, Cangkringan, Godean dan Prambanan. “Penentuan lokasi OP merupakan hasil identifikasi oleh tim di lapangan,” kata Marketing Branch Manager Pertamin Dody Prasetya kepada Harian Jogja, Minggu (16/10).

Ekspedisi Mudik 2024

Dody mengungkapkan, selain di wilayah Sleman, OP yang sama juga dilaksanakan di Bantul dan Jogja. Total terdapat 10 kecamatan yang digelar OP. Empat kecamatan masing-masing di Sleman dan Bantul, sementara di Kota Jogja OP digelar di dua kecamatan saja. “Masing-masing kecamatan dijatah 560 tabung gas 3kg. Minggu kemarin Kalasan 560 tabung dan Jetis Kota Jogja 350 tabung,” paparnya.

Dia mengatakan, distribusi OP hanya diperuntukan kepada masyarakat yang berhak menggunakan gas bersubsidi itu. Pertamina, pun mensyarakatkan agar warga yang akan membeli gas 3kg di lokasi OP membawa KTP sesuai domisilinya. “Kalau di Kecamatan Kalasan, ya harus warga Kalasan. OP sengaja kami gelar mendadak agar gas 3kg benar-benar dibeli oleh warga yang membutuhkan,” tuturnya.

Selain diwajibkan membawa KTP, warga maksimal hanya bisa membeli dua tabung gas 3kg. Adapun harga gas 3kg saat OP digelar menggunakan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.500 per tabung. “Kami akan melakukan monitoring hasil OP di masing-masing titik. Ini sebagai bahan evaluasi,” tandasnya.

Menurutnya, jika kebutuhan masyarakat terhadap gas 3kg masih tinggi maka pelaksanaan OP akan dilanjutkan. Sebaliknya juga demikian. “Kalau kebutuhan OP di satu daerah sudah mencukupi, pelaksanaan OP akan pindah ke lokasi lain. Kami akan terus melakukan pemantauan gas 3kg sesuai kebutuhan masyarakat,” ungkap dia.
Sekadar diketahui, kelangkaan gas 3kg terjadi sejak akhir September lalu atau awal Oktober ini. Sejak gas hilang di pasaran, warga kesulitan mendapatkannya. Celah tersebut dimanfaatkan oleh oknum pangkalan dan pengecer dengan menaikan harga gas 3kg dari harga normal. Bahkan, harga eceran gas 3kg di beberapa wilayah seperti Condongcatur dan Maguwoharjo, Depok menyentuh Rp25.000 per tabung.

Akibat kesulitan mendapatkan gas 3kg, beberapa warga terpaksa membeli gas isi 5,5kg atau non subsidi. Harga jualnya pun lebih mahal. Tidak hanya membeli gas non subsidi isi 5,5kg, warga juga bisa menukar gas 3kg dengan isi 5,5kg. Warga yang memiliki dua tabung gas 3kg, dapat menukarnya dengan isi 5,5kg. “Tukar dua tabung gas melon dengan gas isi 5,5 kg, itupun harus menambah biaya Rp102.000. Ada juga yang tukar tambah sampai Rp200.000 lebih,” aku Puliyo, warga Mudal, Sariharjo, Ngaglik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya