SOLOPOS.COM - Tandai biar tidak beli lagi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)-004

Kelangkaan elpiji 3 kg termasuk di Soloraya diduga akibat ulah spekulan.

Solopos.com, SOLO — Spekulan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat membuat elpiji 3 kg langka di sejumlah daerah selama lebih dari dua pekan terakhir. Datangnya musim hajatan ditambah munculnya spekulan yang menimbun elpiji 3 kg diduga kuat sebagai penyebab kelangkaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

External Relation Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY, Roberth M.V. Dumatubun, menyampaikan mendekati Ramadan, kebutuhan elpiji 3 kg masyarakat meningkat karena banyak masyarakat yang mengadakan hajatan. Selain itu, beberapa spekulan dan masyarakat yang panik memperparah kondisi. Hal ini karena mereka menimbun gas melon tersebut.

“Penimbunan tidak dilakukan dalam jumlah banyak, seperti pedagang biasanya cukup menggunakan dua tabung dalam sehari tapi ada yang menyimpan elpiji 3 kg hingga enam tabung. Hal tersebut tentu mengurangi pasokan bagi masyarakat umum,” ungkap Roberth saat dihubungi Solopos.com, Jumat (29/5/2015).

Padahal menurut dia, Pertamina telah menyalurkan elpiji 3 kg sebanyak 104% hingga Mei ini. Penyaluran tersebut tidak termasuk elpiji 3 kg yang disalurkan melalui operasi pasar (OP). Dia menyampaikan OP yang dilakukan tidak sekadar antisipasi kelangkaan, tapi juga untuk menyambut Ramadan 2015.

Roberth MV mengatakan tidak bisa berbuat banyak ketika masyarakat menimbun gas melon. Pihaknya hanya mampu mengimbau masyarakat untuk menggunakan elpiji 3 kg sewajarnya dan bagi masyarakat mampu tetap menggunakan elpiji 12 kg.

“Kami sudah koordinasi dengan pemerintah daerah supaya menggencarkan sosialisasi peruntukan penggunaan elpiji 3 kg, yakni hanya untuk rumah tangga kurang mampu dan UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah],” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap masyarakat aktif mengawasi penyalahgunaan elpiji 3 kg dan membeli di pangkalan untuk menghindari lonjakan harga. Seperti halnya yang sudah dilakukan kepada 32 agen dan pangkalan yang diberi sanksi akibat melanggar aturan.

“Sistem distribusi terbuka memang menyulitkan pantauan dan pengendalian konsumsi karena setiap orang bisa membeli elpiji 3 kg. TPID juga terus sosialisasi, minimal di lingkungan PNS tidak ada yang membeli gas melon,” kata Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo, Ismet Inono, saat dihubungi secara terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya