Solopos.com, BOYOLALI – Para pengecer elpiji di Kabupaten Boyolali diminta lebih selektif melayani konsumen, khususnya untuk pembelian elpiji 3 kilogram (kg). Hal itu untuk mengantisipasi salah sasaran dalam penyaluran elpiji bersubsidi menyusul adanya migrasi pengguna elpiji 12 kg ke 3 kg.
Demikian dikemukakan Kepala Seksi (Kasi) Distribusi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boyolali, Sri Wahyuni, ketika diwawancarai wartawan di kantornya, Jumat (19/9/2014).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Saat ini kami waspadai dampak peralihan penggunaan elpiji dari yang ukuran 12 kg ke ukuran 3 kg, terutama untuk mengantisipasi kekurangan atau bahkan kelangkaan pasokan gas elpiji 3 kg di masyarakat,” ungkap Wahyuni.
Saat ini, Wahyuni menyebutkan, harga jual elpiji 12 kg di pasaran mencapai Rp118.000 hingga Rp120.000 per tabung. Meskipun ditengarai saat ini migrasi penggunaan elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg bertambah, dia mengakui, sejauh ini di Kota Susu belum sampai terjadi kelangkaan elpiji 3 kg di pasaran.
Sikap selektif pengecer gas elpiji 3 kg, dia menjelaskan, yakni dengan melihat konsumennya. “Jika pembelinya berasal dari kalangan pengusaha dilarang menggunakan elpiji 3 kg karena barang tersebut hanya diperuntukkan bagi rumah tangga biasa atau pelaku usaha mikro dan kecil,” katanya.