SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg (Dok. SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO —- Pasokan elpiji tiga kilogram di pasar mulai terbatas sekitar sepekan terakhir. Akibatnya di beberapa pangkalan terjadi kekosongan elpiji sehingga harga pun naik.

Dari pantauan Espos, menipisnya pasokan elpiji tiga kilogram ini tidak hanya terjadi di Solo tapi juga Sukoharjo dan Karanganyar. Di beberapa pangkalan, pengiriman elpiji tiga kilogram dibatasi. Bahkan untuk pedagang pengecer harus mengantri lama dan berpindah-pindah pangkalan untuk bisa mendapatkan elpiji tiga kilogram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemilik pangkalan elpiji di Cemani, Partini, mengatakan pengiriman elpiji tiga kilogram sering telat. Dia juga mengatakan sebelumnya bisa mengambil tabung gas berapapun tapi saat ini dibatasi. Partini mengatakan berdasarkan informasi yang dia terima keterbatasan stok disebabkan pengurangan pasokan menjelang tutup buku.

Karyawan Toko Bambang di Pasar Nongko, Daryanto, menuturkan biasanya mendapat kiriman tabung gas setiap hari. Namun selama dua pekan terakhir pengiriman gas hanya dilakukan tiga kali dalam sepekan.

“Saat stok normal, berapapun tabung gas yang kami minta selalu dilayani tapi sekarang dibatasi hanya 30 tabung sekali kirim,” ungkap Daryanto saat ditemui wartawan, Selasa (29/10).

Oleh karena itu, Daryanto mengaku harga elpiji naik dari Rp14.500 menjadi Rp16.000. Alasan kenaikan harga tersebut karena pihaknya harus mencari elpiji hingga ke pengecer sehingga harga kulak pun naik. Menurut dia, dari pangkalan bisa mendapat Rp13.500 tapi saat stok kosong dia membeli gas dari sesama pengecer dengan harga Rp14.500-Rp15.000 sehingga dia jual lagi dengan harga tinggi.

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang eceran asal Cemani, Suherman. Herman menuturkan dia harus menunggu sekitar dua jam untuk mendapatkan elpiji tiga kilogram. Selain itu, dia menuturkan biasanya di satu pangkalan bisa membeli hingga 10 tabung gas elpiji. Namun saat ini hanya dibatasi sekitar tiga hingga empat tabung sekali membeli.

Sebagai pedagang yang berada di perbatasan Solo dan Sukoharjo, Herman mengaku terkadang kulak di Solo dan Sukoharjo. “Yang ada yang mana, itu yang saya datangi. Kalau saklek hanya mencari di Sukoharjo, nanti saya tidak mempunyai dagangan. Selain itu, pembeli saya juga berasal dari dua wilayah itu,” tuturnya.

Dia mengaku saat stok normal biasanya menjual 10-12 tabung gas dalam sehari tapi semenjak stok terbatas, dalam sehari pihaknya menjual 20 tabung. Meski begitu, dia mengaku masih menjual gas dengan harga normal, yakni Rp14.000-Rp14.500.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Elpiji Tiga Kilogram Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Pandu Djatmiko, mengatakan tidak ada pengurangan pasokan elpiji tiga kilogram bulan ini. Bahkan sejak September lalu, pasokan elpiji ditambah. Bahkan menurut dia, meski ada libur nasional [Idul Adha] pengiriman tetap dilakukan.

Dia memprediksi menipisnya pasokan di pasar karena saat penyaluran gas elpiji tiga kilogram lebih tertib setelah dipasang wrap atau segel yang bertuliskan nama agen. Oleh karena itu, apabila dahulu elpiji untuk Solo bisa kleuar ke Karanganyar dan sebaliknya. Saat ini lebih tertib hanya berputar di daerah masing-masing. Hal ini karena apabila diketahui ada agen yang mendistribusikan elpiji diluar wilayahnya bisa terkena sanksi.

“Kalau keterlambatan pengiriman kemungkinan juga karena pemasangan wrap tersebut. Pemasangan segel biasanya 45 menit tapi setelah dipasang segel nama agen juga sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan sekitar 30 menit lebih lama,” terang Pandu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya