SOLOPOS.COM - Ilustrasi elpiji 3 kg alias gas melon. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Kelangkaan elpiji 3 kg masih langka di Solo kendati operasi pasar sudah dilakukan.

Solopos.com, SOLO — Operasi pasar Elpiji 3 kg PT Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Soloraya beberapa waktu yang lalu belum berdampak signifikan mengatasi kelangkaan gas bersubsidi di Solo. Bahkan, harga gas melon kembali melambung hingga mencapai Rp20.000/ tabung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu pengecer di Kelurahan Manahan mengatakan pasokan gas melon masih tersendat meski operasi pasar beberapa kali telah dilakukan. Dalam konsisi normal, dia mendapatkan pasokan dari pangkalan sekitar 15 tabung gas melon setiap hari. Namun, sudah sebulan ini pasokan gas tersendat.

Dia menilai operasi pasar belum mampu mengatasi mengatasi kelangkaan gas melon. “Saya sampai wegah mikir elpiji 3 kg, mendingan jualan yang lain. Biasanya pasokan itu datang tiap hari, tetapi sekarang kadang-kadang saja. Operasi pasar yang dilakukan juga enggak efektif,” keluh pengecer yang enggan disebutkan namanya ini kepada Solopos.com di lokasi, Kamis (28/5/2015).

Gas melon pun akhirnya dia jual seharga Rp20.000/tabung. Dia mengaku terpaksa menaikkan harga karena benar-benar sulit mendapatkan gas melon. Menurutnya, perbedaan harga gas melon dengan gas non subsidi memang terpaut banyak. Hal itu menyebabkan masyarakat banyak beralih dari gas non subsidi ke gas melon.

Kelangkaan serupa juga dialami oleh pengecer gas melon di Laweyan, Ajiz. Dia pun hanya bisa pasrah mengetahui kelangkaan gas melon tersebut. Dia juga enggan menaikkan harga terlalu tinggi kepada konsumen.

“Kalau melihat orang kecele membeli Elpiji 3 Kg itu saya kasihan, apalagi kalau pedagang kecil gitu. Makanya saya juga enggak menaikkan harga terlalu tinggi, hanya Rp18.500,” terangnya kepada Solopos.com di lokasi, Kamis.

Biasanya, dia mendapatkan pasokan sekitar delapan tabung tiap hari. Namun, sudah sebulan ini pasokan gas melon tersendat. Dia menilai kelangkaan itu terjadi akibat kesalahan pada pendistribusian gas melon tersebut. Menurutnya, pemerintah harus bisa memperbaiki pola pendistribusian gas bersubsidi supaya benar-benar tepat sasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya