SOLOPOS.COM - Warga Ngringo, Jaten, Karanganyar, antre gas elpiji dalam kegiatan operasi pasar gas elpiji tiga kilogram di Kantor Desa Ngringo, Selasa (12/5/2015). Sejak dua pekan terakhir, warga kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram. (JIBI/Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Kelangkaan elpiji 3 kg atau gas melon di Soloraya disebabkan serbuan pengecer ke pangkalan.

Solopos.com, SOLO — Migrasi konsumen elpiji 12 kg menggunakan elpiji 3 kg dinilai menjadi penyebab kelangkaan gas melon di sejumlah wilayah di Soloraya. Sekitar 6.788 elpiji 3 kg telah disalurkan Pertamina melalui operasi pasar (OP) hingga Kamis (14/5/2015) untuk menstabilkan pasokan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

External Relation Manager PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng DIY, Roberth M.V. Dumatubun, menyampaikan penyebab kelangkaan elpiji subsidi ini juga disebabkan serbuan pengecer terhadap pangkalan. Oleh karena itu, selama OP, masyarakat diwajibkan membawa KTP untuk didata dan hanya dibatasi membeli dua tabung elpiji 3 kg dengan harga Rp15.500/tabung.

Dia mengaku belum mengeluarkan kebijakan pembatasan penjualan elpiji 3 kg di pangkalan. Meski begitu, pihaknya mengimbau pangkalan mengawasi konsumennya supaya yang membeli adalah konsumen rumah tangga atau usaha kecil menengah (UKM), bukan pengecer.

“Sebenarnya di Jateng sudah ada penambahan alokasi elpiji 3 kg pada kuartal pertaman, sebanyak 4% dari alokasi normal menjadi 85.258.520 tabung dari 82.177.808 tabung. Selama OP pada Senin-Rabu [11-13/5/2015], Solo digelontor lebih dari 2.000 tabung,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Pihaknya mengatakan belum akan menambah alokasi elpiji 3 kg di Soloraya. Menurut dia, kekurangan pasokan ini akan distabilkan melalui OP karena alokasi berhubungan dengan ketentuan dari pemerintah yang sudah ditetapkan di awal tahun.

Dia mengatakan menggandeng pemerintah daerah dan Himpunan Wirausaha Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk menstabilkan pasokan. Pihaknya juga akan mengevaluasi kondisi di lapangan dari hari ke hari hingga dirasa dinyatakan normal.

Pertamina telah memulai OP sejak 29 April di Giriroto Wonogiri dengan menggelontorkan 720 tabung. Kemudian mulai Senin (11/5), pihaknya melakukan OP disejumlah wilayah secara bersamaan, yakni Selogiri, Wonogiri, sebanyak 560 tabung dan di Solo sebanyak 1.120 tabung yang disalurkan melalui dua titik, yakni Mojosongo dan Semanggi.

Selasa (12/5/2015), OP tetap dilakukan di Manahan dan Laweyan dengan menjual 468 tabung sedangkan di Karanganyar sebanyak 1.680 tabung di Ngringo (1.120 tabung) dan Tasikmadu (560 tabung). Di Manang, Sukoharjo juga dilakukan OP sebanyak 560 tabung pada Kamis.

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 3 Kg Hiswana Migas Soloraya, Budi Prasetyo, mengatakan OP akan kembali dilakukan di Serengan, Solo dan Karanganyar di Gondangrejo, Kebakramat serta Colomadu pada Jumat (15/5/2015).

“Kondisi di Karanganyar cenderung mulai stabil karena serapan saat OP tidak sebanyak Solo. Sukoharjo juga belum terlalu parah kondisinya [kelangkaan gas melon]. Kalau Solo, tolok ukurnya besok [hari ini], apakah saat OP permintaan masih tinggi atau tidak,” terangnya secara terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya