SOLOPOS.COM - Warga Sabrang, Delanggu, Klaten mengikuti Operasi Pasar (OP) elpiji ukuran tiga kilogram di desa setempat, Rabu (27/5/2015). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kelangkaan elpiji 3 kg masih terus terjadi di Sragen dan Klaten.

Solopos.com, SOLO — Operasi Pasar (OP) di sejumlah wilayah di Soloraya akan terus dilakukan hingga akhir bulan ini. Hal tersebut untuk menstabilkan harga dan pasokan elpiji 3 kg di lapangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Bidang (Kabid) Elpiji 3 Kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, Budi Prasetyo, menyampaikan hingga saat ini OP masih terus berlangsung di Sragen dan Klaten. OP tersebut merupakan permintaan dari pemerintah daerah masing-masing akibat kelangkaan atau tingginya harga elpiji 3 kg.

Berdasarkan informasi yang diterima Hiswana Migas Soloraya, harga elpiji di tingkat eceran ada yang mencapai Rp20.000/tabung atau lebih tinggi Rp4.500/tabung dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15.500/tabung. Namun pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak karena harga tersebut ditentukan pengecer yang di luar jalur distribusi resmi.

“Total elpiji 3 kg yang disalurkan melalui OP hingga Kamis [28/5] pagi sebanyak 83.760 tabung. OP tidak akan berhenti sesuai dengan permintaan pemda ke Pertamina. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak panik karena kebutuhan elpiji akan dipenuhi,” ungkap Budi saat ditemui wartawan di Kantor Hiswana Migas Soloraya, Kamis.

Dia menerangkan selama OP, tabung elpiji 3 kg langsung dijual kepada masyarakat yang berhak, yakni rumah tangga tidak mampu serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut dia, penjualan elpiji 3 kg saat OP juga mewajibkan pembeli mencelupkan jarinya ke tinta untuk menghindari pembelian berulang oleh orang yang sama. Masing-masing orang dibatasi hanya boleh membeli dua tabung.

Budi mengatakan sistem pencatatan KTP tidak cukup karena setelah direkap, ada satu orang yang berulang kali membeli elpiji 3 kg saat OP. Dia menyampaikan OP akan dilakukan hingga Sabtu (30/5/2015). Hal tersebut karena Juni, akan ada alokasi tambahan sebanyak 200% dari alokasi harian.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan pada bulan depan akan ada penambahan alokasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Alokasi tambahan tersebut akan disalurkan selama satu bulan. Pihaknya berpendapat kelangkaan ini terjadi karena kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, terutama untuk UMKM karena meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, seperti untuk membuat kue Lebaran dan laundry.

“Pasokan gas melon akan dinormalkan mengingat menjelang bulan puasa dimana permintaan meningkat. Oleh karena itu, normalisasi pasokan diperlukan supaya kelangkaan yang terjadi tidak semakin parah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya