SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kelangkaan elpiji 3 kg kembali terjadi di Solo. Kelangkaan tersebut sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
Salah satu pengecer di Jebres, Maryanto, mengatakan biasanya dia mendapat kiriman 12-15 tabung per hari. Namun saat ini, pihaknya hanya mendapat kiriman 6-7 tabung, itupun hanya dua atau tiga hari sekali.

Maryanto menyampaikan biasanya menjual elpiji 3 kg senilai Rp15.500. “Rugi pasti. Satu tabung gas, saya mendapat untung Rp1.500. Jadi kalau sehari tidak mendapat kiriman, berarti ada keuntungan yang hilang minimal Rp15.000. Tapi kalau pasokan tersendat seperti ini, yang paling dirugikan adalah konsumen,” ungkap Maryanto kepada wartawan di tokonya, Selasa (11/2/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan salah satu pengecer di Joyosuran, Pasar Kliwon, Mursito, menyampaikan kesulitan pasokan terjadi sejak awal Februari. Dia mengaku saat ini hanya mendapat kiriman dua kali dalam sepekan. Menurut dia, kulakan elpiji 3 kg dari penyalur naik Rp1.000 per tabung, yakni menjadi Rp14.000 per tabung sehingga dijual Rp16.000.

Ekspedisi Mudik 2024

Meski begitu, dia menuturkan hanya dalam waktu satu jam elpiji tersebut sudah habis karena diserbu masyarakat. Bahkan dia mengaku sempat menutup tokonya supaya tidak ditanyai konsumen mengenai stok elpiji 3 kg. Bahkan ada pembeli yang sampai membayar lebih dahulu supaya tidak kehabisan.

Pengecer di Gambiran, Cemani, Grogol, Sukoharjo, yang enggan disebut namanya menuturkan setiap hari hanya bisa mendapat 10 tabung elpiji 3 kg padahal dia memiliki 24 tabung elpiji 3 kg. Itupun dia harus membeli ke pangkalan yang sudah menjadi langganan karena kalau membeli di pangkalan lain tidak dilayani. “Saya menjual elpiji 3 kg seharga Rp16.500 dan biasanya langsung habis. Kesulitan mendapat pasokan ini sudah terjadi sejak sebulan lalu,” ujarnya.

Salah satu pangkalan di Jebres yang enggan disebut namanya menuturkan saat ini tidak ada pengurangan pasokan. Bahkan dia mengaku mendapat tambahan 30 tabung elpiji sejak kelangkaan yang terjadi akhir tahun lalu, yakni menjadi 80 tabung. Meski begitu, dalam waktu setengah jam pasokan itu lngsung ludes. Hal ini karena tingginya permintaan masyarakat.

Dia menuturkan tidak membatasi pembelian elpini 3 kg karena tidak ada perintah pembatasan. Meski begitu, pihaknya tidak melayani pembeli yang menggunakan beronjong karena diindikasikan tidak dipakai sendiri tapi dijual kembali.
“Kami berkomitmen untuk memprioritaskan end user,” paparnya.

Mengenai indikasi migrasi konsumen akibat kenaikan elpiji 12 kg, dia mengaku kurang mengetahui hal itu. Hal ini karena hingga kini penjualan elpiji 12 kg juga stabil, yakni enam-tujuh tabung per hari. Berdasarkan informasi yang dia peroleh, pada bulan ini akan ada penambahan kuota elpiji 3 kg. Namun dia belum tahu kapan dan berapa jumlah penambahan.

Sementara itu, Ketua Bidang Elpiji 3 kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo, Budi Prasetyo, membenarkan akan ada tambahan kuota 5% dari kuota sebelumnya. Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut mengenai penambahan kuota tersebut, yang bersangkutan tidak bisa dihubungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya