SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi potong (Rachman/JIBI/Bisnis)

Kelangkaan daging sapi memicu kenaikan harga di pasaran.

Solopos.com, JAKARTA – Aparat Bareskrim Polri masih membutuhkan keterangan Asosiasi Penjual Daging Sapi terkait ditemukannya surat larangan berjualan sapi pada penggerebekan perusahaan penggemukan sapi pada pekan lalu di Tangerang, Banten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah periksa enam saksi. Kita butuh memeriksa asosiasi yang mengirim surat itu kemudian pedagang-pedagang lalu feedloter untuk mengetahui informasi selengkapnya. Ternyata ada surat lah untuk melarang berjualan, apa tujuan ini melarang,” kata Direktur Tipideksus Bareskrim Brigjen Pol. Victor Edison Simanjuntak di Bareskrim, Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Victor menuturkan saat dimintai konfirmasi, mereka beralasan surat tersebut dikeluarkan karena pemerintah mengurangi kuota impor sapi.

“Jawabannya begitu,” katanya. Dengan jawab tersebut, lanjut Victor, artinya mereka memaksa pemerintah.

Padahal, kata Victor, pemerintah saat ini tengah sulit dan kurs mata uang rupiah sedang turun.

“Harusnya kita seluruh bangsa Indonesia membantu bukan menimbulkan masalah seperti ini,” katanya.

Victor mengatakan dari dua tempat yang ditinjau, di PT. TUM dan BPS ditemukan 21.933 sapi dan yang siap potong berjumlah 5.498 sedangkan tiap harinya dipotong 150 sapi.

“Kalau itu mereka potong, sudah sesuai itu. kalau ada 21.993, Januari baru habis,” katanya.

Sebelumnya, penyidik Dittipideksus menemukan sebuah surat tersebut di perusahaan feedloter saat menggeledah, pada pekan lalu. Surat tersebut berisi ajakan agar pedagang tak melepas sapi-sapi untuk dipotong.

Pekan lalu, penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim meninjau perusahaan penggemukan sapi PT BPS dan PT TUM di Tangerang.

Di PT BPS penyidik menemukan sekitar 3.164 ekor sapi, lalu terdapat 500 ekor sapi yang sudah layak jual atau potong, namun tetap berada di peternakan. Pemilik perusahaan tersebut adalah BH, PH, dan SH yang juga pemilik PT TUM.

Sementara saat penggeledahan di PT. TUM, penyidik menemukan data sapi berjumlah 18.524, sementara sapi layak potong sekitar 4.000 ekor masih di peternakan.

Usai meninjau lokasi, penyidik kemudian memasang police line, mengamankan data, dan dokumen keluar masuknya sapi, serta memeriksa para saksi dan pemilik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya