SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Kelangkaan daging sapi yang terjadi di ibukota belum berpengaruh di DIY

Harianjogja.com, JOGJA- Melonjaknya harga jual daging sapi di Jabodetabek, belum merembet ke? DIY. Hingga kini, harga dan pasokan daging sapi masih stabil.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Memang harganya mahal, tapi tidak semahal di luar DIY. Sampai saat ini pasokan masih stabil,” ujar Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Handayani di kawasan Malioboro Sogi Wartono kepada Harian Jogja?, Rabu (12/8/2015).

PKL Handayani sendiri menjadi wadah para penjual bakso sapi di kawasan tersebut. Jumlah anggotanya sampai saat ini tercatat sebanyak 30 orang. Sogi berharap harga daging sapi ?tidak mahal dan tetap stabil.

“Kalau harga daging sapi tinggi, PKL akan kesulitan. Pemerintah harus mampu menyediakan harga daging yang murah?,” pintanya.

Dia berharap, pemerintah mampu menyediakan daging sapi dengan harga murah. Dulu, sambungnya, pemerintah kota menyediakan daging sapi dengan harga di bawah pasaran. Jika di pasaran harganya mencapai Rp100.000 per kg, saat itu pemerintah menyediakan harga Rp60.000 per kg.

“Sekarang program tersebut tidak ada lagi.? Akibatnya, hampir semua pedagang mencampur bakso daging sapi dengan daging ayam,” ujarnya.

?Hal itu dilakukan untuk menyiasati tingginya harga beli daging sapi. Menurutnya, hal itu sah-sah saja dilakukan. Pedagang, sambung Sogi, juga bersepakat untuk tidak mencampur bakso daging sapi dengan daging yang diharamkan seperti daging babi.

“Itu sudah menjadi komitmen pedagang. Kalau dicampur daging yang diharamkan kan nanti rejekinya juga haram,” kata Sogi.

Pemilik ?Abon Sapi Cap Ikan Mas Koki Haryo Sastomo mengatakan, setiap hari dia membutuhkan bahan daging sapi sebanyak 35 kg. Namun, tingginya harga daging sapi dinilai memberatkan.

“Kalau keluhan pasokan daging sapi dari pemasok tidak ada. Cuma, kalau keluhan pembeli karena harga naik banyak. Harga daging sapi naik sejak sebelum lebaran sampai sekarang belum turun,” ujar Haryo.

Tingginya harga daging sapi, kata Haryo, berdampak pada produksi abon sapi. Saat ini, dia hanya melayani permintaan sesuai pesanan saja. Dia berharap, momentum keberangkatan haji dalam waktu ?dekat mampu meningkatkan permintaan abon sapinya.

Selain itu, Haryo berharap pemerintah untuk turut mengawasi secara intensif mata rantai penjualan daging sapi di Indonesia.

“Kami berharap agar suplai daging sapi tetap terpenuhi agar harganya  bisa stabil. Mau impor atau tidak terserah,” katanya.?

Berdasarkan pantauan Harian Jogja di pasaran, harga daging sapi masih stabil tinggi. Untuk daging sapi dipatok Rp105.000 perkg, daging rendang Rp99.000 perkg dan daging semur Rp94.000 perkg.

Terpisah, Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY, Tri Mulyono mengatakan, aksi mogok para pedagang daging sapi di luar DIY masih belum memengaruhi harga daging sapi di daerah tersebut. Hingga kini, para pedagang daging sapi masih tetap berjualan seperti biasa dan Paguyuban Peternak Sapi ‘Segoroyoso’ masih tetap mendistribusikan sapi seperti biasanya.

?”Saat ini harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di DIY tidak mengalami gejolak. Pedagang masih menjual di kisaran Rp105.000 perkg. Mereka tetap berjualan dan tidak mogok,” kata Tri.

Sementara itu, penjual daging sapi di Pasar Beringharjo Suyati menyampaikan, ia tetap berjualan seperti biasa dan tidak terpengaruh dengan aksi demo pedagang lainnya di luar DIY. Menurutnya, harga daging sapi masih stabil tinggi Rp105.000 perkg sejak Lebaran lalu.

“Saya tetap berjualan. Kalau mogok bagaimana bisa cari uang. Untuk pasokan daging sapi dari Bantul juga tidak ada masalah,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya