SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, KUDUS &mdash;</strong> Belasan kasus kebakaran yang terjadi selama bulan Januari hingga Juli 2018 sebagian besar disebabkan karena faktor kelalaian manusia. Demikian dinyatakan Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Bergas Catursasi Penanggungan.</p><p>"Sepanjang bulan Januari-Juli 2018, kasus kebakaran yang terjadi didominasi kebakaran di lahan tanaman tebu serta gudang tebu," ujarnya di Kudus, Jumat (6/7/2018).</p><p>Bahkan, lanjut dia, awal bulan Juli 2018 tercatat sudah ada delapan kasus kebakaran yang mayoritas merupakan peristiwa kebakaran di lahan tanaman tebu dan gudang tebu. Sementara kasus kebakaran sebelumnya, tercatat ada yang menimpa sebuah tempat usaha penjualan bensin eceran yang menggunakan mesin.</p><p>Kasus kebakaran tersebut, lanjut dia, juga disebabkan karena faktor kelalaian manusia dan bukan karena faktor mesinnya. Menurut dia sejumlah tempat usaha yang berpotensi terjadi kebakaran perlu disediakan alat pemadam kebakaran yang memadai.</p><p>Salah satu contohnya, di tempat usaha penjualan bensin eceran menggunakan mesin perlu dilengkapi alat pemadam api yang memadai. "Alat pemadam api yang perlu disediakan tentunya harus sesuai kebutuhan agar ketika terjadi peristiwa kebakaran bisa meminimalkan dampak kebakarannya," ujarnya.</p><p>Demikian halnya, kata dia, kebakaran yang melanda lahan tanaman tebu maupun gudang tebu juga harus disediakan alat pemadam kebakaran serta memberikan pemahaman kepada pekerja untuk meminimalkan potensi terjadinya kebakaran. Ia memastikan sejumlah peristiwa kebakaran yang terjadi di Kabupaten Kudus, tentunya tidak hanya faktor kelalaian manusia karena dimungkinkan faktor lainnya, seperti faktor musim atau faktor lainnya.</p><p>Berdasarkan laporan bencana kebakaran dari Pusdalops BPBD Kudus bulan Juli 2018, peristiwa kebakaran pada awal Juli 2018 terjadi Desa Purwosari yang menghanguskan dapur rumah. Selanjutnya pada 3 Juli 2018 tercatat ada tiga kasus kebaran lahan tebu milik pemerintah Desa Singocandi yang mengakibatkan 5 ha lahan tebu terbakar.</p><p>Kebakaran kedua, yakni terjadi di gudang dan lahan tebu milik warga Desa Singocandi yang diduga akibat proses memasak gula. Kasus kebakaran berikutnya, yakni di Desa Piji yang melanda lahan tebu milik Karsini dan Warsis yang disebabkan karena pembakaran sampah. &nbsp;Cuaca panas dan adanya embusan angin menyebabkan api cepat merambat ke lahan tanaman tebu.</p><p>Pada tanggal 4 Juli 2018, tercatat ada dua kasus kebakaran, yang pertama disebabkan karena adanya pembakaran sampah kemudian merembet ke lahan tanaman tebu, sedangkan kasus kedua disebabkan karena adanya salah seorang warga yang menyulut petasan di lahan tanaman tebu.</p><p>Peristiwa serupa yang diawali dengan pembakaran sampah hingga mengakibatkan lahan tanaman tebu terbakar juga terjadi di Desa Lau, Kecamatan Dawe pada tanggal 5 Juli 2018. Sementara kebakaran yang terjadi di Desa Soco, Kecamatan Dawe menghanguskan gudang gula dan mesin penggilingan milik warga desa setempat.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya