SOLOPOS.COM - Endra Cahya Saputra,9, dan ayahnya Martadi, 31 saat menceritakan kasus hipospadia Selasa (9/9). Endra sempat dikira perempuan karena tidak memiliki alat kelamin laki-laki. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL-Kelainan fisik pada alat kelamin atau disebut hipospadia sering mengakibatkan orang tua salah menyatakan jenis kelamin anaknya yang baru lahir. Di Bantul seorang anak yang mengalami hipospadia, dapat diselamatkan melalui bedah alat kelamin.

Endra Cahya Saputra, sudah duduk di kelas IV SD, namun negara belum mengakuinya sebagai warga berkelamin laki-laki. Di akta kelahirannya, nama bocah 9 tahun itu masih tertulis Endah Purwa Ekawati. Putri perempuan dari pasangan Martadi, 31, dan Luki Ratnawati,28, warga Siluk II, Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Bocah pemalu itu sempat dikira perempuan. Dilahirkan pada 25 Mei 2005, tidak ada tanda-tanda fisik yang menunjukan ia berkelamin laki-laki. Alat kelaminnya justru berbentuk seperti vagina. Identitas Endra baru diketahui setelah ia berumur 11 bulan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Waktu itu Endra kena penyakit hernia, dibawa ke RS Sarjito. Kata dokternya ini anaknya laki-laki bukan perempuan,” ungkap Martadi mengisahkan kejadian yang dialami putra pertamanya itu, Selasa (9/9/2014) di RS Nur Hidayah Bantul Jalan Imogiri Timur.

Lantaran tidak memiliki biaya ditambah lagi anaknya yang sering sakit, Martadi belum mampu mengupayakan operasi untuk Endra. Baru pada 2010 lalu, Martadi menjadi salah satu warga Bantul yang beruntung. Ia mendaftar layanan operasi bedah gratis yang diumumkan otoritas RS Nur Hidayah. Sejumlah dokter bedah akhirnya mulai memperbaiki alat kelamin Endra menjadi bentuk penis. Ia sudah menjalani dua kali operasi. Operasi terakhir dilakukan Mei lalu, dan masih akan menjalani tiga kali operasi lagi.

Luki Ratnawati, Ibu Endra mengisahkan, putranya tidak menunjukan sikap sebagai anak perempuan sewaktu masih kecil. Benar saja, dari waktu ke waktu Endra tumbuh dengan bentuk tubuh dan wajah laki-laki.

“Sebelum dioperasi waktu masih kecil dipasangi rok itu enggak mau, tapi kalau berteman biasa sama laki-laki dan perempuan. Kalau mau pipis, alat kelaminnya ditutupin pakai tangan takut malu dengan kawan-kawan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya