SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kediri (Solopos.com)–Satria Abimanyu, bayi berusia lima bulan asal Dusun Bulurejo Desa Sumberejo Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri tak hanya mengalami kelainan kolestasis atau terganggunya aliran cairan empedu masuk ke duodenum (usus) dalam jumlah normal.

Namun putra ketiga dari pasangan Yuli Haryono dan Sunarmi ini juga menderita kebocoran pada saluran kencing, atau dalam istilah kedokteran disebut Hidrocel Bilateral.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Serangan hidrocel bilateral pada tubuh Satria tampak dari pembengkakan buah zakarnya hingga seukuran kepalan tangan orang dewasa. Bahkan saat kondisi parah ukurannya bisa lebih besar, dengan sejumlah otot tampak muncul di permukaan kulit.

“Ini setelah pulang dari rumah sakit sudah agak kempes. Tapi kan tetap gak wajar,” kata Sunarmi, ibu kandung Satria di rumahnya, Sabtu (5/3/2011).

Dari kelainan pada buah zakar anaknya, Sunarmi awalnya mengira terjadi serangan hernia. Namun setelah dirawat di RSUD Pare, dokter memastikan anaknya mengalami kebocoran saluran kencing, atau hidrocel bilateral.

“Ada saluran di atas penis yang putus, jadi cairan masuk ke buah zakar. Tadinya saya kira hernia, tapi ternyata lebih parah,” jelas wanita yang mengaku hanya tamat SMP.

Akibatnya, balita itu tak jarang menangis keras saat buang air kecil. Warna air seni juga diakuinya kuning pekat, yang berdasarkan pemeriksaan juga sebagai tanda serangan kolestasis. “Kalau pas begitu saya pengen nangis rasanya, anak sekecil ini sudah harus menanggung beban penyakit yang parah,”

Untuk bisa menyembuhkan penyakit tersebut Satria juga diharuskan menjalani operasi. Namun sama dengan penyakit kolestasis yang dideritanya, orang tuanya mengaku tak mampu memenuhi biaya operasi penyembuhannya.

“Tapi operasinya katanya menyusul, setelah cangkok hatinya selesai,” ungkap Sunarmi.

Sementara koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) wilayah Kediri dan sekitarnya, Arif Witanto mengatakan, dia berharap ada kemudahan dari RSU Dr Soetomo menggratiskan seluruh biaya operasi Satria Abimanyu.

“Yang saya tahu plafon Jamkesda untuk operasi hanya 125 jutaan, sementara untuk operasi Satria kemungkinan bisa habis dana sampai 500 juta. Saya minta (RS) Dr.Soetomo bisa memberlakukan kebijakan yang membela rakyat miskin,” tegas Arif.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya