SOLOPOS.COM - Hunian tetap di kawasan lereng merapi. (JIBI/dok Harian Jogja/Desi Suryanto)

Hunian tetap di kawasan lereng merapi. (JIBI/dok Harian Jogja/Desi Suryanto)

SLEMAN—Minimnya tenaga kerja dalam pembangunan hunian tetap bagi korban terdampak erupsi Merapi 2010 mengakibatkan waktu pengerjaan lebih lama dari jadwal yang ditentukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Siswanto, 40, warga sekaligus pekerja bangunan huntap Gondang II, Wukirasari, Cangkringan, mengungkapkan waktu pengerjaan yang dijadwalkan selesai dalam satu bulan bisa mundur menjadi dua bulan. Pasalnya, jumlah tenaga yang tersedia hanya 200 orang untuk pembangunan 93 huntap di kawasan tersebut.

“Jumlah ini kurang dan kerja jadi tidak maksimal,” ujarnya, Kamis (11/10/2012).

Supardi, 37, pekerja lainnya, menuturkan, musim kemarau seperti sekarang sulit untuk mencari tambahan tenaga kerja karena banyak pekerjaan pembangunan di daerah lain yang harus diselesaikan.

“Nanti jika masuk musim hujan, juga semakin sulit karena otomatis pekerjaan terhenti, tukas dia.
Sejauh ini, sambungnya, warga membangun dengan tenaga kerja yang ada. Semisal lebih lama dari tenggat waktu yang sudah ditentukan, maka hal itu sudah menjadi risiko.

Pembangunan huntap untuk warga terdampak langsung erupsi Merapi 2010 di Desa Wukirsari masih berlangsung. Selain Gondang II, terdapat pembangunan huntap di Gondang III, Dongkelsari, Puntuk, Kuang, dan Sambisari. Pembangunan setiap huntap, digunakan standar rumah tahan gempa, dengan dana sebesar Rp 30 juta dan luas bangunan 100 meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya