SOLOPOS.COM - Kayu Gaharu. (Istimewa/Pinterest)

Solopos.com, SOLO – Kayu gaharu (Aquilaria malaccensis) dikenal sebagai kayu para dewa sejak ribuan tahun lalu. Harganya kini Rp1,5 miliar per kilogram. Gaharu biasa dimiliki keluarga kerajaan  pada masa lalu. Gaharu sering dijadikan upeti untuk kerajaan.

Hanya kalangan bangsawan yang bisa menggunakan katu ini karena harganya yang mahal. Sejumlah keistimewaan membuat kayu gaharu bernilai jual tinggi. Insider melaporkan harga satu kilogram kayu gaharu mencapai US$100.000 atau setara dengan Rp1,5 miliar. Penjelasan lengkap tersaji di Dijual Rp1,5 Miliar/Kg, Gaharu Sudah Jadi Upeti Sejak Era Sriwijaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Alas Donoloyo di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, yang telah berstatus cagar alam memiliki cerita mistis, salah satunya pantangan menebang pohon jati berumur ratusan tahun di kawasan itu. Mitos tersebut berdampak baik, area hutan konservasi itu pernah rusak.

Tumbuhan yang hidup tetap lestari hingga tua. Alas Donoloyo tidak lepas dari Legenda Donoloyo, keturunan Kerajaan Majapahit yang meninggalkan wilayah saat kerajaan Hindu itu runtuh. Mereka meninggalkan keraton untuk mendapatkan ketenangan batin hingga tiba di kawasan dekat Bengawan Solo, yang kini bagian dari Alas Donoloyo. Cerita lengkap tersaji di Di Balik Mistis Alas Donoloyo Wonogiri dan Pohon Jati Ratusan Tahun.

Jembatan Jurug di Kota Solo yang bakal direvitalisasi tahun ini adalah salah satu saksi bisu modernisasi Kota Solo. Kota ini semula kota bandar yang dihuni masyarakat kuli kemudian menjadi kota kerajaan. Kota Solo dulu merupakan daerah bandar yang diintasi sejumlah sungai dan banyak rawa.

Perpindahan Keraton Kartasura ke Solo menjadi pangkal perubahan tersebut. Suci Nur Aini Zaida dan Nurhayati H. S. Arifin dalam Surakarta: Perkembangan Kota Sebagai Akibat Pengaruh Perubahan Sosial pada Bekas Ibukota Kerajaan di Jawa (2010) memaparkan semula Kota Solo adalah lingkungan sosial yang sangat sederhana berupa Desa Sala dengan ciri masyarakat murni agraris tradisional. Kisah lengkap tersaji di Jembatan Jurug: Saksi Modernisasi Masyarakat Kuli di Kota Bandar, Solo.

Keterlibatan perempuan dalam kelompok terorisme dan pro kekerasan sudah berlangsung cukup lama. Di Indonesia ini merupakan gejala baru, menjadi tanda terorisme gelombang keempat.

Pekan lalu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut lima warga negara Indonesia (WNI) menjadi teroris asing. Dua di antara mereka adalah perempuan. Mereka telah menerima sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Mereka sebagai fasilitator keuangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Lima WNI tersebut adalah Dwi Dahlia Susanti, Rudi Heryadi, Ari Kardian, Muhammad Dandi Adhiguna, dan Dini Ramadhani. Mereka terafiliasi dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi pula dengan ISIS. Duduk perkara bisa dibaca di Perempuan dalam Pusaran Terorisme.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya