SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi air bersih. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, WONOGIRI–Sebagian warga di wilayah Wonogiri bagian selatan masih membeli air bersih dari mobil tangki air bersih saat memasuki musim penghujan. Wilayah tersebut sempat diguyur hujan pada akhir pekan lalu.
Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan terjadi hujan lebat pada akhir pekan lalu. Sontak, warga setempat langsung membuka bak penampungan air untuk menampung air hujan. Rata-rata setiap warga mempunyai bak penampungan air yang terletak di belakang rumah.
“Sudah diguyur hujan namun baru sekali. Para warga langsung menyimpan air hujan di bak penampungan air. Hampir setiap rumah ada bak penampungan air,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (16/11/2014).
Kendati diguyur hujan namun para warga masih membeli air bersih dari mobil tangki air. Sebab, air hujan yang disimpan di bak penampungan air belum dapat dimasak dan dikonsumsi.
Kondisi bak penampungan air masih kotor sehingga air hujan hanya digunakan untuk mandi dan memberi makan hewan ternak. Kondisi bak penampungan air kotor lantaran sudah lama tak digunakan selama musim kemarau.
Biasanya, lanjut Warsito, setelah hujan kali ketiga dan seterusnya maka air yang disimpan di bak penampungan air dapat dimasak dan dikonsumsi.
“Kondisi bak penampungan air kan kotor jadi walaupun turun hujan tetap tak bisa dimasak. Sekarang hanya digunakan untuk mandi dan memberi makan hewan ternak,” terang dia.
Kemarau Panjang
Menurut dia, musim kemarau tahun ini lebih panjang dibanding tahun lalu. Tahun lalu, awal musim penghujan terjadi pada pertengahan Oktober. Imbasnya, para warga menjadi korban bencana kekeringan lebih lama sekitar kurang lebih lima bulan. Untungnya, bantuan air bersih terus mengalir di wilayah Wonogiri bagian selatan.
Selama ini, ada sembilan desa di wilayah Pracimantoro yang menjadi daerah langganan bencana kekeringan antara lain Desa Watangrejo, Gambirmanis dan Joho.
“Mungkin puncak musim penghujan dimulai pada akhir November. Saat itu sudah tak ada lagi warga yang membeli air bersih.”
Sementara itu, Kepala Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Suparmo, menuturkan para petani langsung menanam bibit ubi kayu atau singkong setelah terjadi hujan beberapa hari lalu. Para petani menanam ubi kayu memasuki musim penghujan.
Sementara sebagian para warga masih membeli air bersih dari mobil tangki air kendati sudah turun hujan. Mereka tak mau mengambil resiko dengan memasak air hujan yang disimpan di bak penampungan air yang kondisinya kotor.
“Para petani sudah mulai menanam ubi kayu. Di sini ada tradisi ngawu-awu yakni menanam bibit ubi kayu saat turun hujan kali pertama,” kata dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya