SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan kepala keluarga (KK) di RT 001/ RW 007 Dukuh Tugusari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, Sukoharjo mulai mengeluhkan kurangnya air bersih karena kemarau panjang. Kekeringan di kawasan tersebut terjadi hampir setiap tahun.

Warga RT 001/RW 002 Tugusari, Suparman, mengatakan kekeringan telah terjadi selama dua bulan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suparman mengatakan kawasan RT 001 pernah dibuatkan sumur bor namun gagal karena tidak mengeluarkan air hingga pengeboran selesai.

“Kekeringan terjadi tiap tahun, kalau sekarang hampir dua bulan dari Juni. Mengandalkan bantuan air dari pemerintah saja tidak bisa. Pernah dibuat sumur bor namun gagal karena tidak keluar air,” kata Suparman kepada Solopos.com, Kamis (11/8/2022).

Selain krisis air, Suparman mengaku juga kesulitan jika harus membeli air sendiri karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal.

Baca juga: Kekeringan Mengintai Klaten, 13 Desa di 5 Kecamatan Alami Krisis Air Bersih

“Kalau beli sendiri 5.000 liter, satu tanki mahal. Minta bantuan, bantuan ke siapa, kalau beli air satu tanki besar ada sisa bingung mau disalurkan ke mana,” kata Suparman.

“Terus terang kalau ada hajatan beli air tangki besar, kalau mengandalkan sumur saja tidak bisa. Diusahakan beli torn air,” lanjut Suparman.

Sementara itu, Suparman mengatakan tidak ada dana cadangan untuk beli air. Kalaupun harus beli sendiri dia sampai cari utangan ke tetangganya. “Ya kalau beli, cari hutangan ke warga. Pokoknya gimana pun caranya,” kata Suparman

Suparman mengaku tidak ada sumber air di kawasan RT 001 yang dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Menurutnya dulu pernah ada pihak yang menawarkan untuk membuat sumur bor namun biayanya mencapai Rp300 juta.

“Tidak ada sumber air yang dapat dimanfaatkan. Letaknya jauh. Ada yang menawari bikin sumur bor namun dananya Rp300 juta, namun belum ada dana,” kata Suparman.

Baca juga: Warga Gilingan Solo Kesulitan Air Bersih, BPBD: Lapor, Nanti Kami Bantu!

Suparman mengatakan beberapa waktu lalu ada sumur baru namun pengaliran air ke rumah warga hanya tiga hari sekali. Untuk keperluan MCK disisakan air khusus yang ditampung dalam drum minyak.

“Ada sumur baru namun belum mencukupi, mengalir ke rumah warga tiga hari sekali. Khusus untuk MCK disisakan khusus, beli drum untuk penampungan,” kata Suparman.

Suparman mengatakan pemerintah telah memberikan banyak bantuan sejak Juni.

“Yang saya tahu dari Juni sudah membantu sekitar 10 kali lebih. Harapan saya untuk bapak Jokowi, mohon bantuannya dicarikan air bagaimana caranya. Masyarakat berterima kasih sebelumnya,” lanjut Suparman.

Sementara, warga RT 002/ RW 007 , Tugusari, Giyatno, mengaku baru dapat merasakan akses air bersih pada 2022. Hal tersebut karena sudah ada sumur bor.

Baca juga: Pamsimas Rusak karena Pergerakan Tanah, BPBD Karanganyar Suplai 10.000 Liter Air Bersih

“Tahun 2021 sampai sekarang sudah tidak kekeringan, selama ini yang mengalami kekurangan air RT 001/kalau RT 001 kurang lebih 50 kepala keluarga (KK),” ujar pria yang akrab disapa Gin itu.

Gin mengatakan untuk pasokan air warga RT 002 sudah terpenuhi dari dua mata air yang digabung jadi satu. “Kami warga RT 002 berikan bantuan pada warga RT 001 yang dekat dengan instalasi, sekitar 9 KK. Satu KK ada enam atau  sembilan orang,” lanjut Giyanto.

Giyanto mengaku waktu masih merasakan kekeringan dulu harus menempuh jarak kurang lebih satu kilometer menuju bawah kaki gunung untuk mendapatkan air.

“Dulu waktu masih kekeringan kami mencari air perjalanan kurang lebih 1 Km dari bawah kaki gunung, mata air alami gratis karena dari kaki pegunungan,” lanjut Gin.

Baca juga: 2 Bulan Krisis Air, Warga Kartasura Sukoharjo Harus Memilih Antara Mandi Atau Mencuci

Giyatno mengaku wilayahnya mendapatkan bantuan sumur bor dengan dana Rp100 juta.



“Bantuan sumur bor Rp100 juta, namun baru habis Rp80 juta sudah keluar mata airnya. Tetap kami pantau bersama pihak pengebor jika terjadi kekeringan lanjut lagi, sumurnya sedalam 86 meter dengan debit air 2 liter per detik dari bawah, kalau sampai atas kurang lebih 1,5 liter per detik,” kata Gin

“Sebernanya banyak terjadi kekeringan di Kecamatan Weru, terutama di Desa Weru namun hanya beberapa RT saja,” kata Gin lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya