SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Kekeringan Sukoharjo membuat PDAM mengestimasi kebutuhan air bersih.

Solopos.com, SUKOHARJO PDAM Tirta Makmur Sukoharjo tengah mengestimasi kebutuhan air bersih di daerah rawan kekeringan. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya bencana kekeringan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (31/7/2015), terdapat puluhan keluarga di Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari yang mengalami krisis air. Mereka telah mengajukan permohonan pengiriman atau dropping air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo.

Mereka kesulitan mendapatkan air bersih lantaran debit di sumber air yang biasa mereka manfaatkan menyusut drastis selama musim kemarau. Padahal, sumber air itu menjadi andalan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari seperti memasak, mandi, dan mencuci pakaian.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Makmur Sukoharjo, Slamet Sanyoto, masih menghitung perkiraan kebutuhan air bersih selama musim kemarau. Dia meprediksi jumlah kebutuhan air bersih tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu.

“Musim kemarau tahun lalu cukup panjang otomatis kebutuhan air bersih cukup banyak. Besar kemungkinan jumlah kebutuhan air bersih tahun ini sangat sedikit lantaran masih ada beberapa sumber air yang belum kering,” katanya kepada Solopos.com, Jumat.

Dia membeberkan saat musim kemarau tahun lalu. Kala itu, pihaknya selalu mengirim empat mobil tangki air bersih ke wilayah Sukoharjo bagian selatan dalam sepekan. Hal ini dikarenakan permintaan bantuan air bersih dari warga cukup banyak. Saat itu, semua sumber air di wilayah Sukoharjo bagian selatan mengering.

“Masih ada sumber air tanah yang belum mengering, masih bisa diambil warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari,” ujar dia.

Slamet segera mengirim bantuan air bersih ke daerah rawan kekeringan termasuk Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari. PDAM juga segera merespons apabila ada permintaan air bersih dari masyarakat melalui Pemkab.

Di sisi lain, Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto, mengungkapkan tengah berupaya mencari solusi permanen untuk mengatasi bencana kekeringan yang kerap melanda wilayah Sukoharjo bagian selatan. Salah satunya dengan membangun sumur dalam di wilayah kekeringan.

Suprapto mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo ihwal pembangunan sumur dalam. “Sumur dalam akan dibangun secara bertahap di Kecamatan Nguter, Bulu dan Weru. Harapannya tak ada lagi bencana kekeringan di Sukoharjo pada masa mendatang,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya