SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis air (JIBI/dok)

Kekeringan Sragen mulai berdampak pada krisis air bersih yang dialami warga Tangen.

Solopos.com, SRAGEN — Memasuki musim kemarau 2017 seratusan keluarga di Brakbunder RT 010, Katelan, Tangen, Sragen, mulai kekurangan air bersih beberapa hari terakhir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka meminta belas kasihan tetangga mereka yang mempunyai sumur gali. Sebagian warga lain membeli air bersih dalam jeriken.

“Air dari pamsimas tidak mengalir,” ujar warga Brakbunder RT 010 Katelan, Wahono, saat diwawancarai wartawan di Sragen, Kamis (20/7/2017).

Dia menuturkan kekurangan air bersih sudah rutin terjadi di wilayah itu saat musim kemarau. Mereka sangat mengandalkan suplai air bantuan dari Pemkab.

“Saat terjadi kekurangan air bersih, Pemkab biasanya rutin menyuplai air. Tidak hanya dari Pemkab, biasanya ada bantuan dari swasta atau pihak ketiga,” sambung dia.

Menurut Wahono, untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak, warga membeli air dalam jeriken. Sedangkan untuk kebutuhan mandi warga memakai sumur tetangga.

Harga satu jeriken air ukuran kecil Rp5.000. “Untuk mandi warga ke sumur tetangga. Itu pun persediaan air sudah tidak begitu banyak. Hampir semua begitu,” imbuh dia.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Dwi Sigit Kartanto, saat dihubungi Solopos.com menyatakan belum ada permintaan bantuan air bersih sejauh ini. Dia mengimbau warga yang kekurangan air bersih segera melapor dan meminta pengiriman air ke BPBD. “Sampai saat ini belum ada permintaan,” kata dia.

Sigit mengaku sudah berkoordinasi dengan pejabat pemangku wilayah rawan kekeringan agar meningkatkan pengawasan wilayah terkait potensi kekurangan air bersih. Delapan tandon air dan 100 unit armada tangki air bersih telah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya krisis air selama musim kemarau 2017.

Bila dirasa kurang, Pemkab bisa menggunakan dana tak terduga untuk menambah pasokan air. “Mudah-mudahan tahun ini tidak ada kekurangan air bersih,” tambah dia.

Eks Kepala Satpol PP Sragen itu menjelaskan Pemkab bisa menggandeng pihak ketiga dalam penyediaan air. Pihak ketiga bisa dari perusahaan atau instansi samping lain.

Bantuan dari pihak ketiga dimaksud bisa dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan. “Kalau masih kurang kami bisa usulkan pakai dana tak terduga,” imbuh dia.

Sigit menerangkan selama ini persoalan air bersih dikelola Dinas Sosial dan PDAM Sragen. Tapi mulai 2016 penanganan masalah itu diserahkan ke BPBD.

“Tapi kala itu [2016] tidak terjadi kemarau sepanjang tahun sehingga tidak perlu ada suplai air bersih. Sebelum 2016 kewenangan [bantuan air] di Dinsos dan PDAM,” ujar dia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya