SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Musim kemarau membuat sejumlah waduk di Soloraya mengering, salah satunya Waduk Gembong di Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Akibatnya tak ada lagi suplai air waduk ke lahan pertanian di sebagian Desa Saradan melalui saluran irigasi.

Salah seorang warga sekitar waduk, Seniyati, saat dijumpai , Sabtu (9/8/2014), menuturkan air Waduk Gembong mengering sepekan sebelum Lebaran 2014. Warga RT 001/RW 0001 Gembong tersebut mengatakan kondisi yang sama dialami Waduk Gembong setiap musim kemarau. “Kalau kemarau airnya selalu habis,” imbuh dia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Akibatnya, Seniyati menjelaskan, air waduk hanya bisa dimanfaatkan untuk dua masa tanam (MT) padi. Sedangkan pada musim kemarau, petani setempat mengandalkan air sumur dalam atau menanam komoditas palawija.

Penuturan senada disampaikan warga lainnya, Mul Sri, 65, yang mengaku suplai air dari Waduk Gembong untuk sawahnya selalu kurang pada masa tanam musim kemarau. Padahal tanaman padi di sawahnya baru berumur 10 hari setelah tanam.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Sragen, Ekarini Mumpuni, mengatakan selama ini waduk-waduk kecil di Bumi Sukowati rutin mengering pada musim kemarau, salah satunya Waduk Gembong. “Selain waduk-waduk yang besar [kapasitasnya], selalu mengering pada musim kemarau. Petani sudah tahu hal ini,” kata dia.

Untuk itu, dia mengimbau petani di daerah rawan air pada musim kemarau supaya menanam palawija. Apalagi bila di sekitar lahan mereka tidak ada sumur dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya