SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 11 dusun di Kecamatan Prambanan dijadwalkan menerima bantuan air bersih. Pengiriman air oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman tersebut akan dimulai pada 20 September 2014. BPBD Sleman memperkirakan puncak musim kemarau terjadi Oktober mendatang.

“Sesuai rapat koordinasi Rabu (10/9/2014) kemarin, diputuskan ada 11 dusun yang membutuhkan dropping air. Jumlah itu menurun dibanding 2013 yang mencapai 16 dusun,” kata Kepala BPBD Sleman, Juli Setiono Dwiwasito, Jumat (12/9/2014).

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Juli menambahkan penurunan jumlah dusun penerima bantuan pengiriman air menjadi bukti upaya pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya kapasitas Organisasi Pengelola Pemakai Air (OPPA) Prambanan.

“Ada lebih dari 150 sambungan pipa tambahan yang terpasang selama setahun ini,” ujar Juli.

Gayamharjo menjadi desa yang paling banyak menerima bantuan pengiriman air, yaitu Dusun Gayam, Gali, Lemahbang, Nawung, dan Kali Nongko Kidul. Sementara sasaran lainnya meliputi Dusun Gedang Atas dan Gunung Cilik di Desa Sambirejo, Dusun Klumprit 1 dan Klumprit II di Desa Wukirharjo, Dusun Dawung di Desa Bokoharjo, dan Dusun Umbulsari A di Desa Sumberharjo.

BPBD Sleman menyiapkan bantuan pengiriman air hingga 100 tangki. Namun, menurut Juli, jumlah itu belum mencukupi. Dia lalu
mengajak pihak swasta turut membantu kebutuhan air di Prambanan.

“Pihak swasta yang mau membantu bisa langsung mengajukan diri ke OPPA Prambanan,” imbuhnya kemudian.

Terpisah, Ketua II Organisasi Pengelola Pemakai Air (OPPA) Prambanan, Mujimin mengatakan, lima dusun yang tahun ini tidak masuk daftar sebenarnya masih membutuhkan bantuan air bersih. Wilayah yang dimaksud Mujimin adalah Dusun Sumberwatu dan

Dawangsari di Desa Sambirejo, Dusun Pengklik di Desa Sumberharjo, serta Dusun Kali Nongko Lor dan Jontro di Desa Gayamharjo.
“Karena tangkinya terbatas, akhirnya kami atur wilayah mana yang perlu didahulukan,” ucap Mujimin, saat dihubungi Harianjogja.com, Jumat siang.

Meski demikian, menurut Mujimin, kondisi pengelolaan air di lima dusun tersebut memang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Sistem jaringan air bersih di sana cukup bisa diandalkan warga setempat.

“Kalau yang di Kali Nongko Lor itu kemarin warga membuat sumur bor sendiri dan airnya dianggap cukup,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya