SOLOPOS.COM - Mobil tangki air BPBD Bantul melakukan dropping air bersih ke warga di Padukuhan Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Kamis (2/9/2021). (Istimewa)

Solopos.com, BANTUL – Sejumlah wilayah di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mulai mengalami kekeringan. Warga di wilayah ini membutuhkan bantuan air bersih untuk mengatasi kekeringan yang melanda tahun ini.

Salah satu wilayah yang kekeringan adalah Padukuhan Dermojurang, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong. Sudah tiga hari terakhir, 300 keluarga di padukuhan tersebut menerima dropping air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi memang sudah tiga hari ini, kami menerima dropping air bersih. Jika ditotal saat ini sudah ada sekitar 10 tangki. Jumlah itu sementara kami rasa cukup untuk mengatasi krisis air bersih di wilayah kami,” kata Lurah Seloharjo, Mahardi Badrun, Jumat (3/9/2021).

Baca Juga: Benda Pusaka Pemkab Bantul Dijamas, Lambang Pembersihan Jiwa

Jika nanti terdapat kekurangan air bersih, Badrun telah meminta warga berkoordinasi dengan kalurahan. Nantinya kalurahan yang akan mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Bantul.

“Pokoknya, kalau kurang tinggal bilang. Nanti kami mintakan dropping lagi. Sejauh ini memang baru sekitar 10 tangki. Dua tangki terakhir dari BPBD didrop kemarin,” ungkap Badrun.

Menurut Badrun, krisis air bersih di Padukuhan Dermojurang merupakan persoalan tahunan. Setiap musim kemarau datang, kawasan tandus tersebut selalu kekurangan air bersih.

“Padahal, tahun 2020 sudah kami bangunkan sumur bor sebagai upaya mengatasi masalah air. Tapi ternyata, meski ada sumur bor, kebutuhan air bersih belum tercukupi,” jelas Badrun.

Baca Juga: Dalam Sehari, 2 Benda Tua Berukuran Raksasa Ditemukan Bantul, Pertanda Apa?

Sebelum ada sumur bor, warga Dermojurang bisa membutuhkan 150 tangki air bersih selama musim kemarau. “Namun, saat ini kami perkirakan tidak sampai segitu. Sementara kami maksimalkan 10 tangki yang ada dan sumur bor di sana,” ucap Badrun.

Beda Keterangan

Sementara apa yang dialami oleh warga Dermojurang bertolak belakang dengan pernyataan dari Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto. Sebelumnya, Dwi menyatakan meski memasuki musim kemarau, tidak ada pengajuan bantuan air bersih dari masyarakat.

“Sampai akhir Agustus ini tidak ada satupun proposal yang mengajukan bantuan air bersih. Artinya tahun ini tidak terjadi kekeringan,” kata Dwi, pekan lalu.

Meski demikian, Dwi mengaku tetap menyiapkan anggaran bantuan air bersih senilai Rp40 juta. Jika dana ini tidak terpakai akan dipakai pada cadangan musim penghujan.

Baca Juga: Luar Biasa! SMK di Bantul Ini Bikin Motor Listrik dari Limbah, Dr Tirta Pesan 2

Dwi menilai tak adanya permintaan bantuan air bersih, sesuai dengan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Meski musim kemarau namun masih ada potensi turun hujan.

“Untuk titik rawan kekeringan di Bantul ada di Kapanewon Piyungan, Pleret, Imogiri, Dlingo, Pundong dan sebagian Pandak dan sebagian Pajangan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya