SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kekeringan Kulonprogo coba diatasi dengan membuat bak penampungan air.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kulonprogo gotong royong membuat bak penampungan air darurat, Senin (24/8/2015). Mereka menggunakannya untuk menampung bantuan air bersih yang hari itu diberikan Pemerintah Kecamatan Lendah.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Ada tiga dusun di Desa Ngentakrejo yang langganan kekeringan. Di antaranya Dusun Bendo, Pereng, dan Temben. Namun, belum ada warga setempat yang memiliki bak penampungan air permanen. “Tadi malam saya dikabari kalau mau ada bantuan air jadi hari ini warga bikin bak. Nanti airnya ditaruh di situ lalu bisa diambil warga,” kata Poniran, warga Pereng.

Bak penampungan air darurat itu hanya dibuat dari terpal dan bambu. Warga memulai proses pembuatannya dengan menggali tanah sedalam setengah meter berukuran dua kali empat meter. Tinggi bak kemudian ditambah sekitar setengah meter lagi dengan rangkaian bambu. Setelah kerangkanya jadi, sebuah terpal pun dipasang sebagai alas dan badan bak. “Satu air bak bisa untuk lima kepala keluarga,” ucap Poniran.

Ekspedisi Mudik 2024

Poniran mengaku berterima kasih dengan bantuan air bersih dari Pemerintah Kecamatan Lendah. Sebab, musim kemarau yang terjadi tiga bulan terakhir telah membuat warga sekitar terpaksa membeli air bersih.

“Sudah beli air lima rit. Harganya Rp130.000 per rit,” ungkapnya.

Poniran lalu memaparkan, warga mengalami kesulitan air bersih akibat sumur mengering. Padahal, sumur mereka bahkan sudah digali hingga sedalam 24 meter.

“Kita beli karena sumurnya kering. Tahun kemarin juga beli air,” tuturnya.

Poniran berharap, pemerintah bisa membantu pembuatan bak penampungan air permanen di Ngentakrejo. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi menyiapkan bak penampungan darurat setiap kali ada bantuan air bersih. Bak permanen nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk menampung air hujan.

“Kalau tidak, masyarakat bisa diberi bantuan peralatan atau bahan untuk membuat bak permanen sendiri,” imbuh Poniran kemudian.

Sementara itu, Camat Lendah, Sumiran mengatakan, ada 126 kepala keluarga atau 607 jiwa yang terancam kekeringan di Ngentakrejo. Pemerintah Kecamatan Lendah kemudian menyiapkan bantuan air bersih sebanyak enam rit dengan volume masing-masing 6.000 liter.

“Kami sudah dropping air dua kali. Rencananya mau satu kali lagi,” katanya.

Sumiran menambahkan, bak penampungan air darurat hanya bersifat sementara. Biasanya, warga langsung mengambil semua airnya dengan jeriken atau ember. “Rencananya, kita mau membuat bak penampungan yang volumenya besar sehingga memudahkan masyarakat untuk menampung dan mengambil bantuan air,” ucap Sumiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya