SOLOPOS.COM - Seorang pekerja sedang memerah susu sapi di peternakan sapi perah di Desa Krajan, Jatinom, Senin (22/9/2014). Produksi susu sapi di kecamatan setempat merosot hingga 30% pada musim kemarau tahun ini. (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN—Ratusan peternak sapi perah di Kecamatan Jatinom dibikin pusing dengan musim kemarau tahun ini.

Kemarau berkepanjangan membuat produksi susu sapi di wilayah itu anjlok hingga 30%. Hal itu lantaran peternak sulit mencari pakan yang cukup bagi sapi peliharaannya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Staf administrasi Koperasi Unit Desa (KUD) Jatinom, Joko Suparno, saat ditemui wartawan di koperasi setempat, Senin (22/9/2014), mengatakan penurunan produksi susu sapi di Jatinom sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.

Menurut Joko, saat ini peternak sapi perah hanya mampu menghasilkan susu maksimal 7.000 liter per hari. Padahal sebelumnya koperasi tersebut menerima hingga 10.000 liter susu sapi per hari.

“Musim kemarau cukup berpengaruh terhadap produksi susu sapi. Rata-rata peternak kesulitan mencari pakan untuk mendukung perkembangan ternak,” ujarnya.

Joko mengatakan pakan ternak berupa ijon yang terdiri dari jerami, rumput gajah dan jagung sulit berkembang jika musim hujan. Stok pakan yang pas-pasan membuat hasil produksi susu sapi menjadi kurang maksimal.
“Sebagian peternak yang memiliki kelebihan finansial akhirnya membeli ijon dari luar daerah. Namun ada juga yang tak mampu menutup kebutuhan pakan. Akhirnya hasil perahan tidak optimal,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Kelompok Ternak Sapi Perah Tani Makmur, Krajan, Tri Widodo, mengatakan biasanya ada sejumlah petani yang rutin menjual ijon ke kelompoknya untuk bahan pakan. Namun, dua bulan terakhir pasokan tersebut tersendat. “Padahal ketersediaan pakan sangat berpengaruh pada kualitas susu,” kata dia.

Tri mengatakan rata-rata peternak di kelompoknya memilih tombok biaya operasional ketimbang mengurangi produksi sapi perah. Menurutnya, saat ini peternak harus menyiapkan dana Rp13.000 per hari untuk memberi makan seekor sapi.

Dalam kondisi normal, biaya operasional hanya sekitar Rp8.000. “Biaya membengkak karena kami harus membeli pakan di luar daerah.”

Namun, pihaknya mengaku tak terlalu merisaukan pembengkakan biaya tersebut. Tri mengatakan kualitas dan produksi susu yang stabil tetap menjadi prioritas utama. “Saat ini kami masih mampu memproduksi 20-24 liter susu sapi per hari,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya