SOLOPOS.COM - Ani, 25, warga Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Klaten, mengambil air di bak penampungan belakang rumahnya, Jumat (11/8/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kekeringan Klaten, Pemdes Tlogowatu membutuhkan bantuan untuk mengebor sumber air gune memenuhi kebutuhan warga.

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa (Pemdes) Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Klaten, mencari bantuan untuk mengebor sumber air yang sebelumnya sudah dicari menggunakan geolistrik. Pengajuan bantuan dilakukan lantaran tingginya biaya pengeboran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjabat (Pj) Kepala Desa Tlogowatu, Gunawan, menuturkan pencarian sumber air dilakukan sekitar dua bulan lalu menggandeng salah satu ahli geologi dari UPN Yogyakarta. Dari pencarian itu, ada dua lokasi yang memungkinkan dibor untuk mendapatkan sumber mata air.

“Pencarian titik air menggunakan dana swadaya dari desa. Ada empat lokasi yang digunakan untuk pencarian titik air dengan geolistrik. Dari empat lokasi yang memungkinkan bisa dimanfaatkan berada di Dukuh Sidomuluk dan Munggur. Perkiraan pada kedalaman 147 meter-200 meter sudah keluar airnya. Untuk debit air diperkirakan 2 liter/detik,” kata Gunawan saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (11/8/2017).

Meski sudah menemukan titik air, Gunawan menjelaskan pemerintah desa belum mengalokasikan anggaran guna pengeboran, salah satunya lantaran biaya pengeboran yang tinggi. Tahun ini, dana desa sekitar Rp856 juta mayoritas digunakan untuk perbaikan infrastruktur yakni betonisasi jalan.

Pemerintah desa setempat berencana mengajukan bantuan guna pengeboran sumber air. “Kami pernah tanyakan biaya pengeboran itu sekitar Rp1 juta setiap meter. Kekhawatiran kami ketika dianggarkan untuk pengeboran ternyata tidak bisa mendapatkan sumber air. Padahal, kebutuhan untuk infrastruktur masih banyak,” urai dia.

Gunawan menuturkan mendapatkan sumber air menjadi prioritas desa setempat. Pengeboran sumber air pernah dilakukan kalangan swasta beberapa tahun lalu.

Namun, pengeboran tak dilanjutkan setelah mencapai kedalaman 150 meter. “Pada kedalaman 150 meter air belum keluar. Mungkin biaya yang dikeluarkan tinggi,” ungkapnya.

Warga Tlogowatu mengandalkan kebutuhan air dari air hujan yang ditampung pada bak penampungan di masing-masing rumah. Saat kemarau tiba, bak penampungan mengering hingga warga membeli air.

Jumlah penduduk Tlogowatu sekitar 1.100 keluarga atau 3.655 jiwa. “Semua warga rutin menjadi langganan kekeringan,” kata dia.

Salah satu warga Dukuh Narum Kidul, Desa Tlogowatu, Ani, 25, mengatakan keluarganya sudah membeli air sejak Juni lalu. Hingga kini, ia sudah membeli air hingga lima tangki berukuran 5.000 liter-6.000 liter.

Air dimanfaatkan untuk konsumsi, mencuci, mandi, serta kebutuhan ternak berupa dua ekor sapi. “Kalau pembelian air memang ada yang menawarkan jasa pembelian air. Satu truk tangki berisi air sekitar 6.000 liter itu saat ini harganya Rp160.000. Kalau yang ukuran 5.000 liter harganya Rp130.000,” ujar dia.

Sementara itu, PDAM Klaten menyerahkan bantuan air bersih pada 1-20 Agustus. Tlogowatu menjadi salah satu desa di Kemalang yang disasar bantuan itu. Selain Kemalang, bantuan air juga diberikan ke warga Kecamatan Karangnongko dan Kecamatan Cawas.

Berdasarkan rilis yang diperoleh Solopos.com, penyerahan bantuan itu sebagai rangkaian peringatan HUT PDAM Klaten. “Selain dropping air juga dilakukan donor darah, pemberian bantuan ke panti asuhan dan panti lanjut usia, difabel, PAUD, serta rehab rumah tak layak huni (RTLH) sebanyak tiga unit,” kata Direktur Utama PDAM Klaten, Irawan Margono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya