SOLOPOS.COM - Ilustrasi Truk Tangki Air (Dok/JIBI/Solopos)

Kekeringan Klaten mmbuat warga Kemalang membeli air.

Solopos.com, KLATEN – Sebagian warga yang tinggal di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, mulai membeli air pada musim kemarau ini. Harga air di Kemalang saat ini mencapai Rp230.000/tangki berisi 5.000 liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga Dukuh Kembangan, Desa Sidorejo, Kemalang, Sukiman, mengatakan sudah membeli sebanyak enam tangki air berkapasitas 5.000 liter selama sebulan terakhir. Pembelian air dilakukan setelah stok air yang ada di bak penampungan rumah menipis.

Dia mengatakan air digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti konsumsi, mandi, mencuci, serta ternak. Satu tangki air bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan selama 10 hari. Soal harga air, ia menjelaskan meningkat dibanding harga air pada kemarau tahun-tahun sebelumnya yang berkisar Rp190.000-200.000/5.000 liter.

“Untuk air sampai di wilayah saya itu saat ini Rp230.000/5.000 liter. Itu saja menunggu giliran, misalnya memesan hari ini besok baru dikirim. Kondisi itu terjadi karena jalan sedang diperbaiki,” kata Sukiman.

Sukiman yang juga koordinator Radio Lintas Merapi menuturkan tak semua warga di Sidorejo membeli air. Sebagian warga di desa tersebut mendapatkan pasokan air yang dialirkan dari sumber air Bebeng yang berada di wilayah Sleman, DIY.

Sukiman memperkirakan sedikitnya ada 210 keluarga yang tersebar di dua RW dan satu RT di wilayahnya. Ia berharap bantuan dropping air bisa menyasar hingga ke wilayah Sidorejo. “Kalau bisa ada bantuan dropping air. Wilayah bawah sudah mulai mendapatkan bantuan. Setahu saya di wilayah kami belum ada bantuan air,” katanya.

Kepala Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Sukono, menjelaskan kebutuhan air bagi warga di wilayah Balerante masih tercukupi lantaran mendapatkan pasokan air dari sumber air Bebeng.

“Untuk Balerante masih terkondisikan. Mudah-mudahan debit air dari Bebeng tidak berkurang sehingga warga tidak perlu membeli air. Untuk pengelolaan selama ini setiap keluarga di wilayah kami pemanfaat air Bebeng memberikan kontribusi Rp5.000/bulan yang digunakan untuk warga yang mengelola air di sumber tersebut,” urai dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bambang Giyanto, mengatakan desa-desa di daerah rawan kekeringan mulai mengajukan permintaan bantuan air ke BPBD. Di Kecamatan Kemalang, desa yang sudah mengajukan permintaan bantuan itu seperti Panggang, Talung, dan Tegalmulyo.

Pemerintah Desa Sidorejo mengajukan permohonan bantuan dropping air pada Selasa. “Desa lain seperti Desa Sapen, Kecamatan Manisrenggo dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Jatinom sudah mengajukan permohonan dropping air,” katanya.

Bambang menuturkan dropping air terus dilakukan sejak awal Agustus. Hampir saban hari, sebanyak lima truk tangki berkapasitas 5.000 liter dioperasikan ke daerah-daerah yang mulai rawan kekeringan. Anggaran dropping air pada 2017 senilai Rp100 juta. Jika dana tersebut tak mencukupi, BPBD bakal menggunakan dana siap pakai (DSP) yang dialokasikan sekitar Rp500 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya