SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Soloraya (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Harga air bersih yang dijual pihak swasta di wilayah lereng Merapi kini mencapai Rp180.000 per tangki untuk ukuran 5.000 liter. Selain itu, mereka juga harus memesan terlebih dahulu dan menunggu hingga sepekan untuk mendapatkan kiriman air bersih.

Tingginya harga air bersih itu terjadi di Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Di Desa Tegalmulyo, warga terpaksa hanya mandi tiga hari sekali untuk menghemat air, karena air bersih tersebut diutamakan untuk memasak makanan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Harga beli air bersih yang paling mahal terjadi di wilayah paling atas atau sekitar lima kilometer dari puncak Merapi. Harganya mencapai Rp180.000 per tangki. Kalau di wilayah bawah sekitar tujuh kilometer dari puncak, harga air bersih Rp130.000 per tangki. Untuk masyarakat menengah ke bawah, harga itu terlalu mahal,” kata Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Sutarno juga menyatakan satu tangki air bersih itu bisa digunakan selama sebulan tetapi hanya untuk keluarga kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak. Tapi, untuk keluarga besar, ada yang terpaksa mandi tiga hari sekali untuk menghemat air.

Selain harganya tinggi, Sutarno juga menyatakan pendistribusian air bersih itu juga harus pesan terlebih dahulu. Bahkan, ia yang juga membeli air bersih, sudah memesan sekitar lima hari, tetapi belum juga dikirim oleh pihak swasta. Sedangkan di wilayahnya ada 22 dusun yang dihuni sebanyak 3.267 jiwa yang membutuhkan air bersih itu.

“Saya juga membeli air bersih karena persediaan di bak penampungan rumah saya juga sudah habis. Itu pun selama lima hari belum dikirim, padahal persediaan air di rumah saya tinggal sedikit. Alasan dari sopir mobil tangki itu pesanannya terlalu banyak, tetapi armadanya kurang dan antrian di sumber air juga banyak,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, ada beberapa dusun yang memiliki sumber air meskipun debit airnya sedikit. Namun, banyak warga yang enggan mengambil air di sumber karena lokasinya berada di tebing yang memerlukan keberanian untuk mengambil air.

“Di wilayah kami sebenarnya ada beberapa sumber air, seperti Goa Loyo, Sapuangin, Kali Jeromah, dan Kali Krasak. Debitnya memang tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk sejumlah warga. Hanya, lokasinya yang berada di jurang dengan kedalaman sekitar 200 meter membuat warga enggan mengambil air di sumber-sumber itu,” imbuhnya.

Sementara itu, Kades Balerante, Sukono, juga menyatakan harga air bersih di wilayahnya juga mencapai Rp120.000 hingga Rp180.000 per tangki. Untuk itu, warga mengutamakan penggunaan air hanya untuk masak dan minum ternak, sedangkan mandi cuma sekali sehari.

“Harga air di wilayah kami sudah tinggi dan ada yang sampai Rp180.000 per tangki. Kami harus menghemat air agar tidak cepat habis. Kami berharap perbaikan pipa saluran di sumber air Bebeng di Sleman [Daerah Istimewa Yogyakarta] oleh pemerintah daerah bisa segera selesai, sehingga warga kami tidak lagi kesulitan air bersih,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya