SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Soloraya (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kekeringan Klaten makin meluas.

Solopos.com, KLATEN – Daerah kekeringan di Klaten dipastikan meluas memasuki pertengahan September 2015. Daerah kekeringan tersebut tersebar di 23 desa di tujuh kecamatan di Kota Bersinar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, sebelum memasuki September, jumlah desa yang mengalami kekeringan hanya mencakup di 20 desa yang tersebar di lima kecamatan. Kawasan yang termasuk daerah miskin air itu sebagian besar berada di lereng Gunung Merapi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Data yang ada di kami, sudah ada 23 desa di tujuh kecamatan yang termasuk daerah kekeringan. Secara rincinya saya tak begitu hafal lokasinya [di antara kecamatan yang mengalami kekeringan, seperti di Kemalang, Karanganom, Jatinom, Manisrenggo, Prambanan, dan lain sebagainya],” kata Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Eko Pambudi, kepada Solopos.com, Sabtu (12/9/2015).

Eko Pambudi mengatakan penyaluran air bersih atau dropping air ke daerah yang mengalami kekurangan air bersih masih terus dilakukan. Hingga pertengahan September ini, BPBD Klaten sudah menyalurkan bantuan air bersih hampir 400 tangki.

“Kami masih menerima beberapa usulan dropping air. Di antara usulan yang kami terima ada beberapa pengusulan baru [desa yang bersangkutan belum pernah meminta dropping air hingga akhir Agustus]. Saya kurang begitu hafal daerah yang baru tersebut,” katanya.

Bantuan Air

Sebelumnya, Plt Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten, Bambang Sujarwo, mengatakan sudah mengirim bantuan air 1,8 juta liter ke 80.000 warga di Klaten. Selain BPBD, bantuan air bersih juga datang dari instansi swasta.

“Penyaluran air terus dilakukan hingga musim kemarau berakhir. Apalagi, saat ini status Klaten sudah tergolong darurat kekeringan [menyusul adanya surat keputusan (SK) bupati beberapa pekan lalu]. Prediksi musim kemarau berakhir jatuh akhir November atau awal Desember,” katanya.

Sebagaimana diketahui, anggaran menghadapi situasi darurat yang dimiliki BPBD Klaten di tahun 2015 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Anggaran menghadapi situasi darurat tahun 2014 yang bersumber dari APBD senilai Rp500 juta. Sedangkan tahun 2015, APBD Klaten hanya menyediakan Rp200 juta. Guna mengantisipasi ancaman kekurangan anggaran hingga akhir tahun, BPBD Klaten mengusulkan tambahan dana menghadapi situasi darurat senilai Rp300 juta ke APBD-P.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya