SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan Klaten diantisipasi dengan menyiapkan dana untuk dropping air.

Solopos.com, KLATEN – Anggaran yang disiapkan untuk menyalurkan air bersih di daerah rawan kekeringan di Kabupaten Klaten tahun ini menurun ketimbang 2016 lalu. Kali ini, Pemkab Klaten hanya mengalokasikan sekitar Rp100 juta guna mengatasi kekeringan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Bambang Giyanto, mengatakan pada 2016 lalu anggaran untuk mengatasi kekeringan yakni Rp200 juta. Dana itu kembali ke kas daerah alias tak digunakan lantaran sepanjang hujan terjadi sepanjang 2016.

Terkait minimnya dana alokasi dropping air bersih pada 2017, Bambang mengatakan tak jadi soal. “Andaikan nanti kurang, bisa menggunakan dana siap pakai [DSP]. Tahun ini nilai DSP Rp500 juta. DSP untuk penanggulangan bencana. Kekeringan kan termasuk bencana,” kata Bambang, Selasa (23/5/2017).

Bambang menjelaskan saat ini BPBD memiliki enam truk tangki yang bisa dimanfaatkan untuk dropping air bersih. Dia menerangkan desa-desa yang selama ini menjadi langganan kekeringan berada di wilayah Kecamatan Kemalang dan Jatinom.

“Untuk saat ini di warga ada yang masih punya persediaan air. Tandon air warga diperkirakan masih mencukupi kebutuhan dua bulan mendatang. Kalaupun sudah ada yang mengajukan permohonan, kami langsung lakukan dropping,” urai dia.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Budi Prasetyo, mengatakan tren mengatasi kekeringan berubah. Antisipasi kekeringan dilakukan dengan solusi permanen seperti yang dilakukan di beberapa desa dengan mencari sumber air bersih.

Kepala Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Sutarno, mengatakan penggalian sumber mata air di desanya sudah dilakukan sejak Maret lalu. Penggalian menggunakan dana bantuan presiden senilai Rp195 juta.

Air dari sumber mata air yang berada di Kali Krasak tersebut diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan 200 keluarga di Desa Tegalmulyo.

“Untuk air sudah bisa keluar dan akan disambungkan ke rumah warga. Kalau selama ini saat kemarau tiba warga membeli air yang harganya Rp150.000-170.000/tangki,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya