SOLOPOS.COM - Dam Colo butuh pengerukan sedimentasi terutama di saluran menuju lahan pertanian. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kekeringan Karanganyar, penundaan penutupan itu untuk memberikan jaminan kepastian petani di sekitar saluran.

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar meminta penutupan saluran Dam Colo timur yang biasanya dilakukan pada 1 Oktober, ditunda hingga setidaknya pertengahan Oktober. Permintaan tersebut akan diajukan Pemkab secara resmi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Perum Jasa Tirta.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penjelasan tersebut disampaikan Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/9/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengatakan permintaan penundaan penutupan saluran Colo untuk memberikan jaminan ketersediaan air bagi petani di kanan-kiri saluran.

“Kami minta penutupan saluran diundur supaya tanaman mencapai cukup umur,” tutur dia.

Langkah Pemkab menyikapi banyaknya petani yang telah menanam padi kendati ketersediaan air kurang. Fenomena tanam padi tersebut terjadi di Kecamatan Jaten, Tasikmadu, dan Kebakkramat.

Untuk memenuhi kebutuhan air, petani menggunakan sumur pantek. Rohadi menjelaskan Pemkab sudah berulangkali meminta petani di lahan yang minim air supaya tak menanam padi pada musim kemarau. Sebab bila petani nekat menanam padi bisa merugi lantaran tanaman mati atau tidak tumbuh optimal. Petani diminta menanam palawija.

Fenomena minimnya ketersediaan air menurut Rohadi juga terjadi di lahan pertanian Kecamatan Tawangmangu. Lahan pertanian di wilayah tersebut ditanami komoditas hortikultura, seperti sayuran dan buah. Kendati kekurangan air, hasil panen hortikultura malah bagus.

Di samping itu para petani bisa mendapatkan hasil yang optimal lantaran harga komoditas hortikultura sedang tinggi.
“Hasil panen cukup bagus dari sisi kuantitas maupun harga. Tapi biaya pengairan jadi lebih tinggi karena harus menyedot air pakai diesel,” kata dia.

Kepala Humas BBWSBS, Sukoco saat dihubungi Solopos.com menyatakan agenda penutupan saluran Colo merupakan tanggung jawab bersama Perum Jasa Tirta. Menilik perjalanannya selama ini, menurut dia, penutupan saluran selalu dilakukan di awal Oktober.

Tapi sebelum dilakukan penutupan saluran menurut dia pasti dilakukan musyawarah bersama pemangku kepentingan di sepanjang saluran. “Selama ini penutupan selalu di awal Oktober. Untuk waktu persisnya belum pasti. Saat ini sedang pendekatan kepada pemakai air,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya