SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memanfaatkan lahan genangan Waduk Lalung yang mengering untuk menanam padi, Jumat (15/9/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Waduk Lalu di Karanganyar mengering pada musim kemarau.

Solopos.com, KARANGANYAR — Waduk Lalung di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, mengering pada musim kemarau ini. Warga sekitar Waduk Lalung, Karanganyar, memanfaatkan kondisi waduk tersebut yang mengering itu untuk menanam padi di lahan genangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan warga lainnya memilih memancing di sisa genangan yang tinggal sedikit di bagian tengah. Tak sedikit warga yang sampai membuat tenda dari bahan seadanya untuk berteduh saat memancing ikan.

Pantauan Solopos.com, Jumat (15/9/2017), puluhan warga memancing di Waduk Lalung. Ada juga yang menebar jaring ikan.

Mereka menata kursi dan membuka payung di dekat pintu air. Mereka duduk di salah satu bagian dasar waduk yang sudah kering. Sejumlah orang memarkir sepeda motor di dekat mereka.

Ada juga yang mendirikan tenda dari banner bekas reklame, bambu, dan lain-lain. Air waduk menyisakan genangan di bagian tengah. Warga Sukoharjo, Sadiman, sengaja datang ke waduk itu untuk mencari ikan.

Dia membuat rumah-rumahan di dasar waduk yang mengering. Dia mengaku sering menjaring ikan di Waduk Lalung saat kemarau. Bahkan dia rela tidak pulang selama 2-3 hari demi mencari ikan.

Dia membuat tenda dari banner dan bambu untuk menginap sambil menunggu ikan tersangkut di jala. “Kalau siang begini ya cuma segini. Sedikit. Nanti kalau sore, sudah enggak terlalu panas [ikannya] banyak. Saya pakai jala. Kalau orang-orang itu pakai pancing. Ikan nila banyak di sini. Sudah tebar benih tiga bulan lalu. Saat ini panen, ukurannya lumayan,” kata Sadiman saat berbincang dengan wartawan, Jumat.

Lelaki berkulit gelap itu bisa membawa pulang 10 kilogram ikan nila dalam sehari. Hasil tangkapannya tergantung kecepatan angin dan arus air.

“Kalau hasil ya tergantung cuaca, arus, dan angin. Paling banyak ya 10 kilogram. Bibit ikan itu dari pemancing sini yang iuran,” ujar dia.

Selain memancing, warga memanfaatkan air waduk untuk mengairi sawah di sekitar waduk. Seperti dilakukan warga Karanganyar, Sukirno.

Dia memiliki sawah di tepi jalan dekat waduk. Dia menyedot air waduk untuk mengairi sawah. Sukirno nekat menanam padi saat kemarau.

“Air waduk masih. Jadi ya dimanfaatkan. Saya hanya perlu delapan kali sedotan untuk sawah. Dari awal tanam sampai panan. Sekali sedot itu Rp80.000 untuk bensin. Pompa milik sendiri,” tutur dia.

Selain memanfaatkan air waduk, sejumlah warga menyulap dasar waduk yang mengering menjadi sawah. Mereka menanam padi.

Lokasi sawah musiman itu tidak jauh dari genangan air waduk. Sukirno mengaku tidak tahu orang yang menanam padi di dasar waduk itu.

“Kalau warga sudah sering begitu. Kalau kemarau waduk surut ya tanam padi. Diperbolehkan kok. Kalau sudah tanam berarti kan sudah izin. Kalau saya menyedot air saja. Lebih hemat ketimbang bikin sumur.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya