SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Gunungkidul memiliki potensi sumber mata air yang melimpah. Sebab, wilayah yang dikenal sebagai daerah kering memiliki tujuh sumber mata air dari sungai bawah tanah. Sayangnya, sumber-sumber itu belum dimanfaatkan seluruhnya.

Ketujuh sungai bawah tanah tersebut meliputi Baron, Bribin, Grubug, Ngobaran, Seropan, Sumurup dan Toto. Namun, dari jumlah itu, baru empat sungai yang dimanfaatkan, yakni Baron, Bribin, Ngobaran dan Seropan.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, debit ketujuh sungai memiliki debit air yang berbeda, bila di total maka debitnya mencapai 6.810 liter per detik. Untuk potensi terbesar dimiliki Baron dengan debit mencapai 4.000 liter per detik, dan terkecil di Ngobaran dengan 120 liter per detik.

Meski telah dimanfaatkan, keempat sungai bawah tanah (Baron, Bribin, Ngobaran dan Seropan) belum beroperasi dengan maksimal. Sebab, pengoperasiannya masih jauh dari potensi yang dimiliki.

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Sri Suhartanta mengakui, wilayah Gunungkidul memiliki cadangan air yang melimpah. Cadangan tersebut tersimpan di sungai-sungai bawah tanah. Menurut dia, apabila ketujuh sungai dimanfaatkan semua, maka masalah kekeringan dapat dikurangi.

“Kalau itu bisa dimanfaatkan semua, maka krisis air di Gunungkidul bisa berkurang,” kata Sri kepada Harianjogja.com, kemarin.

Hanya, menurut dia, untuk memanfaatkan sumber-sumber yang ada dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sri mencontohkan pengoperasian sungai bawah tanah Bribin membutuhkan anggaran hingga puluhan miliar rupiah.

“Dalam pelaksanaannya juga melibatkan pihak asing. Sedangkan, air yang dihasilkan, juga belum sepadan dengan potensi yang dimiliki. Malahan, sampai saat ini pengembangan dari proyek tersebut masih terus berjalan,” kata Sri lagi.

Dia menjelaskan, tak hanya di Bribin, di ketiga sungai yang lain mengalami hal yang sama. Pasalnya, air yang dihasilkan masih jauh dari potensi yang dimiliki.

“Pemanfaatan terbesar ada di Seropan, dengan kapasitas porduksi mencapai 336 liter per detik. Hasil produksinya, tak hanya dinikmati warga Gunungkidul, sebab sudah merambah ke wilayah Wonogiri,” aku dia.

Meski belum berjalan dengan optimal, namun Sri tetap bersyukur karena peta kekeringan di Gunungkidul mulai berkurang. Malahan, menurut dia, ada wacana untuk menutup sumber air di Ngobaran, Panggang.

“Alasan penutupan untuk menghembat biaya operasional. Sebab, selain potensi air relatif kecil, kebutuhan air di wilayah Panggang juga sudah terpenuhi dari pemanfaatan sumber air di Baron,” ungkapnya.

Sementara itu, pengelola air swadaya di Desa Banyusoco Damanhuri mengakui di Gunungkidul memiliki cadangan air yang melimpah. Namun, secara geografis antara wilayah selatan dan utara memiliki karakteristik penyimpanan air yang berbeda.

“Gampangannya, air di daerah pesisir [selatan] sulit ditemukan, karena potensi air banyak terdapat di gua-gua. Sedang, di wilayah utara air sangat banyak, karena sumber air dengan mudah ditemukan,” kata Damanhuri.

Awalnya, dia mengaku tidak mengetahui masalah air. Namun, keberhasilan mengelola air desa membuat dirinya sering diminta bantuan untuk mencari sumber-sumber air di wilayah pesisir. Hanya, menurut Damanhuri, untuk memanfaatkan sumber-sumber itu membutuhkan biaya yang sangat besar.

“Tidak usah ke wilayah pesisir, yang sumbernya terdapat di dalam gua. Di sepanjang aliran Sungai Oya banyak diketemukan sumber, namun airnya terbuang percuma karena hanya mengalir ke sungai. Kenapa itu belum dimanfaatkan? sebab untuk melakukan itu butuh biaya ekstra,” tegas dia.

Sungai Bawah Tanah di Gunungkidul

Nama             potensi (liter/detik)                       pemanfaatan (liter/detik)

Baron             4.000                                                 20

Bribin             750                                                     80

Grubug          680                                                     –

Ngobaran     120                                                     80

Seropan        800                                                     336

Sumurup      200                                                     –



Toto               260                                                     –

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya