SOLOPOS.COM - Anak-anak mandi di sungai (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan Gunungkidul diatasi dengan melakukan pemetaan sungai bawah tanah.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, mengharapkan Badan Informasi Geospasial (BIG) membantu pemetaan sungai bawah tanah untuk mengatisipasi masalah kekeringan di wilayah setempat.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Sekretaris Daerah (Sekda) Gunung Kidul Budi Martono mengatakan pihaknya sampai saat ini belum memiliki peta sungai di bawah tanah, padahal jika memiliki memudahkan mengeksplitasi air yang melimpah diperbukitan karst.

“Coba kalau kita punya tinggal titik mana yang perlu dibor,” katanya, Minggu (16/8/2015)

Menurut dia, potensi air di Kabupaten Gunungkidul melimpah. Hal itu diketahui dari beberapa titik yang sudah di bor ternyata debit airnmya melimpah. Namun diakuinya hal itu belum maksimal dalam pemanfaatan karena terbatas dana.

“Banyak potensinya, seperti di Ponjong itu selesai di bor airnya mancur ke atas tanpa menggunakan pompa,” katanya.

Selama ini, kata dia, upaya pemerintah untuk mengatasi kekurangan air masyarakat sudah dilakukan dengan cara memaksimalkan menyalurkan air dari PDAM melalui perpipaan yang sudah mencapai 60 persen dari total penduduk. Sementara itu, 20 persen lainnya melalui pamdes.

“Sisanya 20 persen belum teraliri PDAM maupun pamdes karena memang lokasi diantara perbukitan, dan harganya mahal,” kata Budi.

Untuk upaya yang belum memiliki saluran ialah dengan membangun embung. Kedepan selain untuk pertanian embung digunakan untuk air minum dengan menempatkan mesin penjernih air. Selama ini embung yang sudah dibangun pemanfaatan air baru 30 persen.

“Air hujan juga baik untuk minum, tapi tempatkan alat penjernih,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Syarif Armunanto mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mengetahui seperti apa nantinya mengenai pemetaan yang akan dilakukan.

“Memang belum dianggarkan dan jika memang ada, lebih baik pusat yang melakukan,” katanya.

Menurut dia, pemetaan sungai bawah tanah itu diperlukan untuk meningkatkan iklim investasi, di Gunung Kidul, yang selama ini memang terkendala dengan ketersediaan air.

“Pemetaan sungai itu sebenarnya diperlukan jika nantinya ada investor yang ingin menanamkan investasinya mengetahui titik mana yang bisa dilakukan pengeboran air,” kata Syarif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya