SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi dropping air bersih. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul, Ch. Suyatmiyatun mengatakan hingga awal Agustus  sudah menghabiskan anggaran Rp150 juta untuk penyaluran air bersih. Dropping air sudah dilakukan sejak 1 Juli 2014. Namun belum seluruh daerah di Gunungkidul mendapat pasokan air bersih ini.

“Untuk tahun ini, kita menganggarkan Rp821 juta untuk menyalurkan air sebanyak 3.520 tangki. Dari anggaran tersebut, sampai saat ini sudah digunkan sebesar Rp150 juta,” sebut dia.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Perempuan yang akrab disapa dengan nama Atun ini menuturkan pihaknya hanya memiliki tujuh buah tangki pengangkut air. Atas alasan tersebut, Dinsosnakertrans Gunungkidul belum dapat menjangkau seluruh wilayah yang ada. Sementara ini, baru enam kecamatan yang ditangani yakni, Saptosari, Rongkop, Girisubo, Semin, Panggang dan Tepus.

“Di sejumlah kecamatan sudah memiliki mobil tangki sendiri. Jadi, fokus penyaluran di daerah-daerah kekeringan yang tidak memiliki armada pengangkut air,” jelasnya.

Ditanya perihal situasi yang terjadi di Nglipar dan Ngawen, Atun menuturkan sampai saat ini dua daerah tersebut belum meminta dropping air ke Disosnakertrans Gunungkidul. Sementara itu, kecamatan yang paling banyak meminta droping air yakni Tepus dan Rongkop.

“Kita tidak bisa menyalurkan air bersih ke dua kecamatan itu karena sarat untuk mendapatkan bantuan harus ada surat pengajuan bantuan air bersih,”jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya