SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih untuk warga (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, WONOGIRI – Pengiriman bantuan atau dropping air bersih ke lokasi bencana kekeringan selama dua bulan diperkirakan membutuhkan anggaran senilai kurang lebih Rp5 miliar.

Sementara jumlah total korban bencana kekeringan di Wonogiri sebanyak 58.136 jiwa di Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, Eromoko, Manyaran, Giriwoyo dan Nguntoronadi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Sundoro, mengatakan kebutuhan air bersih di lokasi bencana kekeringan sekitar 464 mobil tangki air atau senilai Rp81.226.600/hari.

“Mayoritas korban bencana kekeringan membeli air bersih dari mobil tangki air. Puncak bencana kekeringan diperkirakan terjadi pada September mendatang,” katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (29/8/2014).

Menurut Sundoro, wilayah rawan bencana kekeringan berkurang dari delapan kecamatan menjadi tujuh kecamatan. Kecamatan yang terbebas bencana kekeringan yakni Batuwarno. Sebab, warga di Kecamatan Batuwarno tak lagi kesulitan mendapatkan air bersih lantaran adanya proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

Terpisah, Camat Batuwarno, Joko Prihartanto, menuturkan ada dua daerah rawan bencana kekeringan di Batuwarno yakni Desa Sendangsari dan Kelurahan Selopuro. “Sekarang sudah tak ada keluhan warga terkait kekeringan. Kebutuhan air bersih tercukupi dari Pamsimas,” pungkas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya