SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SRAGEN – Kekeringan yang tak kunjung usai membuat warga Desa Sunggingan, Kecamatan Miri, Sragen, meminta Pemkab Sragen memfasilitasi dibuatnya hujan buatan.

Alasannya, petani setempat sangat membutuhkan air untuk proses penyemaian padi. “Kami minta hujan buatan untuk membantu petani,” tutur Sekretaris Desa (Sekdes) Sunggingan, Suhadi, saat ditemui , Senin (3/11/2014).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Suhadi mengatakan selama beberapa pekan terakhir kondisi lahan pertanian di Sunggingan dan desa sekitarnya tidak digarap karena keterbatasan air.

“Daerah Miri memang daerah kering, air untuk pertanian sangat susah. Pada masa tanam II tahun ini pun hasil panennya jelek, hanya 25 persen yang bisa dipanen,” urai dia.

Bahkan menurut dia terjadi gagal panen atau puso di lahan milik petani Sunggingan. Tidak sampai di situ saja, menurut Suhadi tanaman palawija jagung atau kacang pada musim kemarau pun hasilnya kurang bagus.

Sedangkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Miri, Puji Lestari, saat ditemui solopos.com mengakui lahan pertanian di Miri memang kerap kekurangan air. Termasuk pada masa tanam II yang dimulai bulan Februari-Maret.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, menyatakan tidak bisa memenuhi permintaan petani Miri untuk dilakukan hujan buatan. Alasannya, dia menjelaskan, biaya hujan buatan mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya