SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, SRAGEN – Kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Sragen kian parah. Salah satunya yang terjadi di Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen. Suplai air bersih dari Pemkab Sragen dan pihak swasta dirasa masih kurang.

“Semakin ke sini makin parah. Memang sudah disuplai air bersih, tapi volumenya sangat kurang,” kata Kepala Desa (Kades) Katelan, Suparno, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Sragen, Senin (13/10/2014).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dia menjelaskan saat ini warga di 10 wilayah rukun tetangga (RT) di Katelan sangat membutuhkan suplai air bersih. “Jumlah RT seluruhnya 25. Tapi yang sangat membutuhkan air bersih di 10 RT. Kasihan sekali,” imbuh dia.

Suparno mengatakan sumur-sumur gali milik warga di wilayah tersebut sudah kering. Selain itu sebuah instalasi pengelolaan air dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) di wilayah itu sudah tidak bisa dimanfaatkan.

Sangking parahnya krisis air bersih tahun ini, menurut Suparno, sebagian warga sampai mengurangi intensitas mandi, dari dua kali sehari menjadi sekali sehari.

Bahkan Suparno meyakini ada beberapa siswa yang terpaksa hanya membasuh muka sebelum berangkat sekolah, untuk menghemat air. “Saya yakin ada. Kami mengalah tidak mandi sore hari supaya air bisa terkumpul,” kata dia.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Wangsit Sukono tidak menampik semakin parahnya musibah kekeringan di Bumi Sukowati, utamanya di Sragen utara. Tapi dia berjanji memenuhi setiap permintaan air bersih.

Dia mengimbau kepala desa di daerah krisis air segera mengajukan permintaan suplai air bersih bila membutuhkan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya