SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi dropping air bersih. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan di Gunungkidul mulai terjadi, namun belum ada warga yang mengajukan bantuan air bersih ke Pemkab

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Gunungkidul menyatakan anggaran dropping air sebesar Rp600 juta hingga kini masih belum digunakan. Pasalnya, hingga kini belum ada permintaan dropping dari masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Gunungkidul, Dwi Warna menduga belum adanya proposal masuk dari masyarakat yang mengajukan kebutuhan warga disebabkan dua hal. Pertama persediaan air di masyarakat memang masih mencukupi.

Kemungkinan kedua, masyarakat sudah mendapat dropping dari pihak lain. Untuk memastikan kondisi tersebut, ia akan mengundang pejabat di tingkat kecamatan.

“Dalam pertemuan itu nanti, kami akan berkomunikasi lebih jauh terkait pemetaan kerawanan terkini, wilayah bencana kekeringan di masing-masing kecamatan. Pertemuan nanti juga sekaligus untuk mengetahui ada tidaknya perubahan zona krisis air bersih,” urainya, Jumat (19/6/2015).

Menurutnya, langkah ini mendesak dilakukan, pasalnya kebutuhan air pada Ramadan, meningkat. Terutama penggunaan air di Masjid yang harus terus dipantau. Nanti, sambungnya, setelah koordinasi dengan pihak Masjid, pihaknya siap melakukan dropping air ke Masjid yang membutuhkan.

Pada 2014, ada delapan kecamatan menjadi langganan kekeringan. Mulai dari Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Ngawen, Semin, Panggang, Nglipar dan Kecamatan Saptosari.

Terpisah, Kades Candirejo, Kecamatan Semin, Agus Supriyadi, menyebut wilayahnya merupakan salah satu wilayah yang masuk zona kekeringan. Meski demikian, sejauh ini kebutuhan air masih mencukupi. Ia mengakui terjadi penurunan debit air yang bersumber dari di sumur bor, namun demikian belum mengganggu kebutuhan masyarakat.

Di Semin, lanjutnya, ada sembilan dusun. Hingga saat ini semua wilayah terpantau belum kekurangan air bersih. Namun ia tidak bisa memprediksi sampai kapan bisa bertahan.

“Sekarang belum perlu minta bantuan droping air dari pemerintah. Menunggu moment tepat, baru kemudian berkoordinasi dengan pihak terkait supaya mendapat bantuan air,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya