SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Sejumlah desa di Kabupaten Boyolali mulai mengalami krisis air bersih.

Dalam tiga bulan terakhir, persediaan air di sumur-sumur dan tendon air warga semakin menipis. Sebagian warga bahkan sudah mulai membeli air bersih dengan harga ratusan ribu rupiah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kondisi tersebut dibenarkan Kepala Desa (Kades) Jemowo, Untung Widada, ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (12/8/2014).

“Krisis air bersih mulai terjadi sekitar tiga bulan yang lalu seiring musim kemarau. Kemarin-kemarin warga masih menghabiskan sisa-sisa di tendon air, tapi dalam satu bulan terakhir ini terasa sekali [krisis air bersih],” ungkap Untung melalui sambungan telepon.

Sementara warga yang memilih membeli air bersih, dikatakan dia, harus merogoh koceknya hingga ratusan ribu rupiah.

“Untuk wilayah kami, Desa Jemowo, kalau beli air sekitar Rp150.000 per tangki. Sedangkan di desa lain, contohnya Desa Sangup untuk bagian bawah sekitar Rp170.000 per tangki, tapi untuk bagian atas sudah mencapai sekitar Rp250.000 per tangki,” tuturnya.

Terkait persoalan itu, Untung mengatakan saat ini baru Desa Sangup yang sudah terambah bantuan air bersih. Sementara desa lainnya di wilayah itu belum.

“Desa Sangup sudah didrop 27 tangki air bersih. Sementara desa lainnya belum,” imbuhnya.

Menurut koordinasi dengan jajaran Pemkab Boyolali, Untung mengatakan pemerintah desa sudah diminta membuat proposal untuk mendapatkan bantuan air bersih tersebut. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan hal itu.

Terpisah, Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Boyolali, Dadar Hawananto, menyampaikan hal senada. Pihaknya mengungkapkan sudah ada desa dari Kecamatan Musuk yang mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Pemkab.

“Dari Kecamatan Musuk sudah ada beberapa desa yang mengajukan bantuan. Sementara untuk beberapa kecamatan di Boyolali bagian utara, belum. Tapi sejauh ini kami siap jika ada yang mengajukan bantuan untuk dropping air bersih,” terang Dadar.

Sementara itu menurut Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, selain Kecamatan Musuk, beberapa kecamatan lain yang masuk dalam daerah rawan kekeringan yaitu Wonosegoro, Kemusu, dan Juwangi.

“Untuk Musuk, memang hamper semua desa merupakan daerah rawan kekeringan karena kondisi wilayahnya yang rata-rata minim sumber air bersih,” imbuh Kurniawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya