Solopos.com, BOYOLALI – Debit air sumur warga di Desa Klari, Desa Bangkok, dan Desa Dologan, Kecamatan Karanggede, Boyolali mulai menyusut akibat datangnya musim kemarau.
Warga kini menggunakan air yang diperoleh dari sambungan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ketua RT 003/RW 003 Desa Klari, Pratomo, 60, mengatakan sumur warga mulai mengering awal bulan ini. Namun, sebagian dari warga Desa Klari menurutnya beruntung karena mempunyai dua sumber air, yakni sumur dan saluran PDAM.
“Setelah sumur tidak bisa digunakan, warga mulai mengandalkan air dari PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Pratomo saat dijumpai
Pratomo mengatakan warga yang berlangganan PDAM diprediksi tidak lebih dari 60% dari jumlah keseluruhan warga di Desa lari. “Tidak semua warga menyalurkan air PDAM. Ya kami saling berbagi saja. Masalah air kan masalah yang serius. Air menjadi kebutuhan pokok warga,” ujar Pratomo.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Bangkok, Sujarwo, 51, mengatakan musim kemarau paling berdampak pada area persawahan Karanggede. Warga pemilik sawah tidak bisa mendapatkan air cukup untuk menanam padi. Akibatnya, petani memilih menanam tanaman palawija.