SOLOPOS.COM - Warga antre mendapatkan bantuan air bersih dari Harian Umum Solopos, di Balai Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kamis (10/9/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kekeringan Boyolali yang dipicu musim kemarau membuat warga Musuk membutuhkan bantuan air.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Musuk membutuhkan lebih banyak infrastruktur penahan air untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap bantuan air terutama saat musim kemarau.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu infrastruktur yang diperlukan adalah embung. Saat ini, baru ada dua embung di wilayah Musuk, yaitu di Desa Karanganyar dan Desa Musuk. Satu lagi embung di Desa Lampar masih tahap pembangunan.

Sekretaris Camat (Sekcam) Musuk, Sidik Haryono, mengatakan tahun 2016, ada beberapa desa di Musuk yang akan diupayakan untuk mendapatkan bantuan infrastruktur pembangunan embung dari Gubernur Jateng, yaitu Lanjaran, Sruni, Dragan, Lampar, Sangup, Cluntang, dan Karanganyar.

“Musuk memang butuh embung lebih banyak lagi,” kata Sidik di sela-sela pemberian bantuan air bersih dari Harian Umum Solopos untuk warga Desa Sangup, Kecamatan Musuk, Kamis (10/9/2015).

Selain embung, wilayah di lereng Gunung Merapi itu juga perlu direboisasi agar pepohonan yang ditanam mampu menjadi penahan air.

“Penghijauan tidak hanya ditujukan untuk mengendalikan bencana banjir di wilayah Solo, tetapi juga bisa menahan air sehingga air ini bisa jadi cadangan bagi warga Musuk saat musim kemarau,” kata dia.

Sementara itu, dengan kondisi geografis wilayah Musuk yang tepat berada di lereng Merapi, pembuatan sumur dalam sebagai solusi kekeringan tidak bisa direalisasikan di semua desa.

Di Sangup misalnya, upaya pembuatan sumur dalam tidak pernah membuahkan hasil. “Sudah pernah dibor sampai kedalaman 170 meter, ternyata airnya tidak keluar juga,” kata Kepala Desa Sangup, Sabar.

Belum lama ini, Desa Sumur dan Desa Jemowo juga membuat sumur dalam tetapi baru bisa mengeluarkan air pada kedalaman 150 meter hingga 170 meter.

Sabar membenarkan satu-satunya solusi kekeringan bagi Desa Sangup adalah pembuatan embung.

“Memang sudah ada informasi di Sangup akan dapat bantuan pembangunan embung. Tapi luasnya hanya sekitar 2.000 meter persegi. Luasan itu kami perkirakan kurang bisa mencukupi kebutuhan warga saat kemarau,” tambah Sabar.

Sementara itu, Harian Umum Solopos memberikan bantuan air bersih kepada warga Sangup sebanyak 10 tangki.

“Namun, bantuan yang kami bawa untuk warga Sangup total ada 30 tangki. Yang 20 tangki dari donatur lainnya,” kata Panitia, Damar Sri Prakoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya