SOLOPOS.COM - Aktivitas penambang pasir di Sungai Progo, tepatnya di kawasan Lendah, Kulonprogo. Foto diambil dari Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Selasa (11/8/2015) siang. (Harian Jogja-Arief Junianto)

Kekeringan Bantul membuat warga Bantaran Sungai kesulitan mendapatkan air bersih

Harianjogja.com, BANTUL- Warga Dusun Klurahan, Desa Poncosari, Srandakan Bantul mengeluhkan sulitnya menemukan air saat menggali sumur beberapa bulan terakhir. Penambangan pasir menggunakan mesin penyedot di sepanjang Sungai Progo diduga menyebabkan berkurangnya air sumur.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Tono, warga Dusun Klurahan mengatakan, sejak penambangan pasir menggunakan mesin penyedot marak di Sungai Progo, warga merasakan dampak lingkungannya. Diantaranya sulitnya mendapatkan air saat menggali sumur.

“Dulu enam meter saja sudah dapat air, sekarang harus belasan meter,” ungkap Tono, ditemui akhir pekan lalu.

Penambangan pasir menggunakan penyedot pasir menurutnya membuat air tanah menjadi turun. Sebab penyedotan pasir mencapai hingga belasan meter. “Kalau semakin digali dalam saat menyedot pasir, otomatis air tanah di sumur jadi turun,” paparnya.

Kondisi itu dialami warga yang tinggal di dekat Sungai Progo. Bahkan kata dia, warga yang rumahnya berjarak 500 meter dari jalan raya (cukup jauh dari sungai) sekarang sudah kesulitan mendapatkan air.

Sayadi, warga lainnya mengungkapkan, selain galian sumur harus lebih dalam, saat ini untuk membuat sumur bor minimal harus dipasang dua paralon. “Dulu satu kali suntik saja [satu paralon sumur bor] cukup sudah dapat air, sekarang harus dua kali suntik,” ungkapnya.

Tidak hanya sulit mendapat air, debit air sumur kini juga diklaim menurun drastis. Warga berharap, penambangan dengan penyedot pasir segera berhenti. Mereka meminta pemerintah tidak sembarangan mengeluarkan izin penambangan.

Meski demikian, salah satu pengelola tambang dengan penyedot pasir, Gandung membantah sulitnya warga mendaptkan air serta berkurangnya debit air sumur akibat penggunaan mesin penyedot pasir. “Kalau sulit air itu sekarang karena kemarau. Salah itu warga,” ujarnya.

Justru kata Gandung, penambangan dengan penyedot pasir membantu menormalkan Sungai Progo. “Kami itu menggali di tengah sungai, mendalamkan sungai makanya membantu normalisasi sungai,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya