Penyaluran bantuan air bersih atau dropping air bersih ke lokasi kekeringan di Bantul tahun ini menurun
Harianjogja.com, BANTUL- Penyaluran bantuan air bersih atau dropping air bersih ke lokasi kekeringan di Bantul tahun ini menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hingga kini sejumlah lembaga terkait belum mendistribusikan air bersih ke lokasi kekeringan.
Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam
Staf Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul Setiyo mengatakan hingga jelang akhir Agustus tahun ini lembaganya belum sekalipun mengirimkan air bersih ke lokasi kekeringan. Pasalnya kata dia, belum ada pengajuan pengedropan air bersih dari warga.
“Sampai saat ini permintaan belum masuk. Mungkin nanti awal September, biasanya permintaan banyak,” terang Setiyo, Senin (21/8/2017).
Padahal bila berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Agustus dan September menjadi bulan-bulan sibuk bagi PMI mendistribusikan air bersih.
“Tahun lalu [2016]. Juli sudan mulai droping air sampai Januari karena Kemarau kering,” tutur dia.
Pada 2015 misalnya, hingga pertengahan Agustus PMI telah mendistribusikan hingga 80 tangki air bersih ke lokasi kekeringan. Menurut Setiyo, kondisi kekeringan tahun ini di Bantul relatif baik dibanding beberapa tahun belakangan. Saat ini titik kekeringan sudah berkurang.
Salah satu faktor menyebabkan berkurangnya titik kekeringan menurutnya karena saat ini bermunculan organisasi pengelola air di masyarakat atau disebut Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Lewat Pamsimas, warga desa memaksimalkan pemanfaatan sumber air untuk dialirkan ke permukiman penduduk. Termasuk sumber air yang sulit dijangkau.
Selain itu kata dia, faktor cuaca yang kadang masih terjadi hujan turut mempengaruhi permintaan pengedropan air bersih.