SOLOPOS.COM - Ilustrasi musim kemarau (Indah Sepyaning R./JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, BANTUL- Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memperkirakan musim kemarau di wilayah ini berlangsung hingga Oktober mendatang. Sementara itu di Bantul, kekeringan akibat kemarau semakin meluas.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Toni Agus Wijaya menyatakan, musim hujan diprediksi baru turun pada November, setelah kemarau berakhir pada Oktober. Puncak kemarau sendiri menurutnya telah lewat yaitu pada Agustus lalu.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

“Pada Agustus itu kan tidak ada hujan sama sekali, bulan ini kemungkinan akan mulai hujan tapi kecil, tapi musim hujan diperkirakan baru akan mulai November,” terang Toni Agus Wijaya ditemui di Bantul Selasa (9/9/2014).

Musim kemarau kali ini menurutnya tergolong panjang. Hal itu disebabkan adanya El Nino yang terjadi di laut pasifik.

“El Nino mengakibatkan curah hujan berkurang, El Nino sendiri adalah peristiwa di laut Pasifik yang panas,” terangnya.

Warga kata dia diminta waspada terhadap kemarau yang berlangsung hingga Oktober. Misalnya dengan menyesuaikan pola tanam bagi petani atau menyiapkan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari warga.

Terpisah, Kepala Bada Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto, Rabu (10/9/2014) menyatakan kekeringan di Bantul kian meluas akibat kemarau panjang. Sebelumnya, hanya tercatat empat desa yang mengalami kekeringan, yaitu di Selopamioro dan Wukirsari Kecamatan Imogiri serta di Desa Srimulyo dan Srimartani Kecamatan Piyungan. Namun kini, kekeringan sudah merambah ke wilayah Dlingo. Padahal armada mobil tangki untuk mengangkut air bersih ke lokasi kekeringan menurut Dwi terbatas.

“BPBD hanya punya satu mobil tangki, dari PDAM satu dan dari Dinas Pekerjaan umum ada sekitar dua hingga tiga mobil,” ungkapnya.

Dalam sehari, BPBD hanya bisa mengangkut air bersih sebanyak dua kali. Di sisi lain, lokasi kekeringan merupakan wilayah yang sulit dijangkau sehingga membutuhkan waktu perjalanan lebih lama dibanding perjalanan di wilayah perkotaan.

“Lokasi kekeringan itu jelas jauh, mendaki masuk wilayah perbukitan, itukan sulit ditempuh,” imbuhnya.

BPBD kini mengusulkan penambahan mobil tangki ke pemerintah DIY, pusat serta swasta. Keberadaan mobil tangki itu menurutnya sangat strategis. Selain difungsikan mengangkut air bersih ke lokasi kekeringan juga digunakan untuk membantu mobil pemadam kebakaran yang kapasitas penampungan airnya terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya