SOLOPOS.COM - Anggota komunitas pencinta kucing melihat Mengil seusai dioperasi di Klinik Hewan Kawatan, Solo, Senin (20/11/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Kalangan pencinta kucing di Solo membawa kasus kekerasan yang dialami Mengil ke polisi.

Solopos.com, SOLO — Mengil, kucing lokal berwarna cokelat tergolek lemas dalam kandang kawat di ruang perawatan Klinik Hewan Kawatan, Solo, Senin (20/11/2017). Tiga mangkuk berisi makanan dia abaikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ini tadi baru saja diberi antibiotik sama dokternya, badannya panas dan sempat tidak mau makan,” kata seorang pencinta kucing, Pepi Marpaung, saat menjenguk Mengil di Klinik Hewan Kawatan, Senin pagi.

Tak berselang lama, si pemilik kucing, Kusuma Nastiti Ardiati, warga RT 003/RW 009 Nusukan, Banjarsari, Solo, datang ke klinik tersebut. Dia langsung menyambangi Mengil dan mengelus-elus tubuh Mengil.

Mengil merespons dan Nastiti pun menggendong Mengil. Mengil tertidur di pangkuan Nastiti. Nastiti tak henti-henti mengelus-elus badan, kepala, dan bekas luka Mengil.

Sesekali matanya memerah hampir menitikkan air mata, Nastiti menceritakan kejadian nahas yang dialami kucing kesayangannya itu pada Senin (13/11/2017) lalu. “Waktu itu pagi-pagi selepas Subuh, kami mendapati Mengil tergeletak di kursi teras dengan kaki kanan depan hampir putus dan bercak darah di mana mana,” kata Nastiti.

Mengil kemudian dilarikan ke Puskeswan Solo. Di sana Nastiti bertemu anggota Komunitas Kucing Solo, Toufik Noval Salim.

“Kondisi Mengil saat itu sudah tidak memungkinkan untuk diobati di Puskeswan. Antreannya waktu itu sangat banyak dan ketika melihat lukanya yang cukup parah, kaki nyaris putus hingga bagian dada juga terluka begitu, akhirnya kami bawa Mengil ke Klinik Kawatan,” kata Toufik.

Rabu (15/11/2017), Mengil dioperasi. Dia mengalami luka parah seperti luka tebas yang mengakibatkan kaki depan sisi kanan harus diamputasi.

Di Klinik Hewan Kawatan, Mengil ditangani drh.Yanida Talbot yang biasa dipanggil Kapten Amerika. Mengil sempat kehilangan banyak darah.

“Kalau melihat lukanya, dipastikan Mengil telah dilukai karena luka sayatan pada kakinya sangat teratur, lurus, seperti sayatan golok atau samurai,” kata Talbot.

Dia yakin apa yang dialami Mengil adalah perbuatan manusia. “Kalau dia terluka atau kecelakaan biasanya lukanya tidak teratur.”

Melihat kondisi luka Mengil saat itu, Talbot langsung memutuskan mengamputasi satu kakinya. Jika dipertahankan, kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Selain itu sudah tidak ada refleks pada syarafnya.

“Jadi kami amputasi. Meski hanya dengan tiga kaki, Mengil masih sangat mungkin untuk bisa berjalan. Kucing adalah binatang yang sangat adaptif terhadap kondisi diri dan lingkungannya,” ujar dokter yang juga pernah mengamputasi dua kaki kucing.

“Saat itu, ada kucing yang bisa bertahan hidup dan bisa berjalan hanya dengan dua kaki.”

Dugaan kekerasan yang dialami Mengil memantik amarah pencinta kucing. Mereka menggalang solidaritas dengan membuat gerakan 1.000 pin, menggalang donasi untuk pengobatan Mengil, hingga melaporkan dugaan tindak kekerasan terhadap kucing itu ke polisi.

Beberapa pencinta kucing menyambangi SPK Polresta Solo dan sempat berkonsultasi dengan bagian Reskrim Polresta Solo. “Sebenarnya kasus kekerasan terhadap binatang peliharaan baik kucing atau anjing di Solo sangat banyak. Bulan ini saja saya mendapati sembilan kasus kekerasan terhadap kucing. Kasus Mengil ini adalah kali pertama yang kami laporkan ke polisi,” tutur Toufik.

Toufik dan teman-temannya kini fokus mengawal proses hukum dan mencari saksi atau bukti untuk mencari orang yang telah melukai Mengil. Donasi untuk Mengil juga mendapat respons tidak hanya dari pencinta kucing Solo tapi juga luar Solo.

Berdasarkan perkiraan Toufik, biaya operasi dan pengobatan untuk Mengil bisa habis Rp4 jutaan. “Namun, atas kebaikan hati dokter Talbot, biaya operasi Mengil dibebaskan, hanya membayar biaya obat-obatan.”

Senin itu para pencinta kucing menjemput Mengil untuk dibawa ke Klinik Nury. Di Klinik tersebut Mengil akan mendapatkan perawatan intensif setelah menjalani operasi.

“Kasus seperti ini jangan didiamkan, masyarakat harus tahu dalam KUHP juga ada perlindungan hukum untuk hewan peliharaan,” imbuh Toufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya