SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, SLEMAN-Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Najib Azca melihat toleransi di Jogja semakin menghilang dengan adanya nuansa kekerasan yang terjadi di DIY belakangan ini. Adapun UNESCO beberapa tahun lalu mengakui Jogja sebagai kota yang kental dengan nuansa toleransi sehingga menjadi kota nyaman huni untuk setiap orang.

“Saat ini kami bisa melihat, banyaknya kekerasan yang terjadi telah menggeser budaya santun yang telah terbangun. Semuanya serba berakhir dengan kekerasan,” paparnya dalam diskusi konflik intoleransi di Ruang Fortagama UGM, Selasa (3/6/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kekerasan ini disebutnya tidak hanya menjadi tamparan bagi masyarakat Jogja maupun Raja Ngayoyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kapasitas UGM sebagai gudang cendekiawan juga mendapat pukulan telak.

Menurut dia dalam waktu dekat perlu dibangun jaringan kuat antartokoh agama dan elemen masyarakat untuk meredam segala bentuk kekerasan. Peran universitas dinilainya penting untuk membangun iklim kondusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya