SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kekerasan Sleman dialami jukir yang bertugas di Prambanan.

Harianjogja.com, JOGJA-Juru parkir (jukir) di Dusun Koplak, Desa Kebondalem, Kecamatan Prambanan, Klaten mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja terkait kasus penganiayaan yang dilakukan oknum polisi Polda DIY pada pekan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Koordinator jukir setempat Catur Yuda, 40, bersama dengan Hertanto, 27, dan Sulistyo, 18, mendatangi LBH Jogja untuk meminta perlindungan sekaligus pendampingan supaya kasus tersebut dapat diusut tuntas.

Berdasarkan keterangan dari ketiganya, peristiwa tersebut bermula ketika seorang yang kemudian diketahui bernama Brigadir Toni Pamungkas memarkir mobilnya di depan toko emas yang berada di kawasan tersebut pada 5 Juli sekitar pukul 13.30 WIB. Saat hendak dimintai uang parkir, Toni justru marah dan terlibat adu mulut dengan jukir yang bernama Sulistyo. Ia pun mengadukan tindakan sikap Toni ke kakaknya yang bernama Hernanto.
Laki-laki yang juga bekerja sebagai jukir itu pun segera mendatangi Toni dan disambut dengan tamparan, tonjokan, dan todongan pistol di kepalanya.

“Dia sempat mengejar adik saya tetapi tidak tertangkap, lalu ia mengambil sangkur di dalam mobilnya dan mengalungkan ke leher saya,” terang Hernanto dalam jumpa pers di LBH Jogja, Senin (13/7/2015).

Tidak hanya itu, menurut pengakuan Hernanto, Toni berusaha memukulnya dengan sangkur namun ia berhasil menghindar dan tikaman mengenai tasnya. Setelah kejadian, ia melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Prambanan.

Namun, peristiwa itu ternyata masih berlanjut keesokan harinya sekitar pukul 12.30 WIB. Kali ini Toni datang ke lokasi yang sama bersama dengan temannya yang bernama Prubinto. Keduanya mengendarai mobil dan Prubinto turun menemui Sulistyo.

“Saya ditanya ada masalah apa dengan temannya [Toni], lalu tiba-tiba saya dipukul,” ujar Sulistyo.

Peristiwa itu kembali dilaporkan ke Polsek Prambanan. Puncaknya, pada 7 Juli sekitar pukul 11.30 WIB. Toni datang bersama dengan temannya yang bernama Arif. Ia menyemprot mata Sulistyo dengan pepper spray. Kejadian tersebut membuat Catur yang berada tidak jauh dari lokasi mendekati dan terjadi adu mulut hingga ia pun kena semprot pepper spray.

“Tapi saya bisa memegang Toni dan warga yang melihat segera berdatangan dan terjadilah pengeroyokan massa,” terang Catur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya