SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kekerasan Sleman yang terjadi di Babarsari masih dalam penyelidikan.

Harianjogja.com, SLEMAN — Beredarnya dua kronologi kejadian berbeda akan kasus kekerasan di Babarsari menjadi bahan penyelidikan Polda DIY. Saksi dan bukti dikumpulkan untuk mengetahui kronologi kejadian yang sebenarnya.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Baca Juga : KEKERASAN SLEMAN : Soal Kasus Babarsari, Ada 2 Kronologi Berbeda yang Beredar

 

Kapolsek Depok Barat, Kompol Sukirin menjelaskan jika isu yang beredar mengenai pengrusakan Mapolsek Depok Barat oleh pihak tertentu berkenaan dengan kasus tersebut sama sekali tidak benar.

“Tidak ada sama sekali, sekelompok orang datang untuk meminta konfirmasi,”terangnya, Minggu (11/6/2017)

Terkait adanya dua versi kronologi berbeda yang menyebar, ia menilai ada salah satu yang lebih mendekati fakta. Hanya saja, keributan tersebut memang antara pengunjung cafe tersebut tanpa ada tendensi keterlibatan suku atau ras tertentu. Saat ini kasus tersebut ditangani oleh bid propam polda dan dit reskrimum polda karena diduga melibatkan anggota dalmas Polda DIY.

Sebagaimana diketahui, pada 9 Juni 2017 sekira 02.30 WIB lalu, bertempat di Ibrik Coffee No. 17 Komplek Ruko Babarsari Caturtunggal Depok Sleman, telah terjadi tindak penganiayaan disertai dengan pengrusakan antara pengunjung Ibrik Coffee. Salah satu yang terlibat, Martinus R. Narwadan kemudian diketahui meninggal dunia paska-keributan itu dan mengakibatkan puluhan orang rekannya menggruduk Polsek Depok Barat untuk menuntut perihal kematian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya