SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemukulan (Dok/JIBI)

Solopos.com, SUKOHARJO–Keluarga tersangka pemukulan siswa di Klumprit, Mojolaban membenarkan ayah tersangka beberapa kali memukuli ibu tersangka di hadapan tersangka. Tindakan itu dinilai beberapa pihak sebagai cikal bakal kejadian tragis yang menima Fajar Murdiyanto.

Ibu tersangka, Ni, saat ditemui solopos.com di rumahnya, Jumat (30/5/2014), membenarkan jika suaminya kadang berbuat kasar pada dirinya. Menurutnya, hal itu biasanya terjadi saat sang suami marah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Enggak sering. [Memukul saya] di depan Novan. Anak-anak tahu semua. Biasanya pas siang begitu,” ujarnya.

Ia juga mengatakan Kades Klumprit, Hartana, pernah melerai saat suaminya memukulinya. ” Benar, Pak Kades misah pas Bapak mau mukul saya,” katanya.

Sementara tersangka, N, mengatakan sejak Fajar meninggal hingga hari itu ia belum bersekolah. Menurutnya, hari itu ia absen ke Polres Sukoharjo dengan diantar sang ayah, P.

“Tiap Senin dan Kamis harus lapor,” katanya saat ditemui solopos.com di rumahnya, Jumat.

Pantauan solopos.com, N termasuk pendiam. Ia hanya menjawab satu-dua kata saat solopos.com mewawancarainya. Namun, ia masih bisa bergurau dengan kakak lelakinya, HP dan dua orang tetangga yang sore itu berkunjung ke sana.

Saat ditanya perihal kejadian yang disebut sebagai penyebab meninggalnya Fajar, ia mengaku kala itu hanya iseng memukul. Awalnya, kata dia, ia cubit-cubitan dengan Fajar. Setelah itu ia memukul ke bagian badan.

“Tidak sengaja kena kepala bagian belakang,” cetusnya.

Ia menyatakan sering bercanda hingga memukul Fajar. Tapi menurutnya pukulan itu hanya becanda semata.

“Saya cuma gojek [iseng]. Biasanya hanya memukul tangan,” terangnya.

Menurutnya, ia hanya main pukul-pukulan dengan Fajar. Ia mengaku tak pernah memukul teman kelas lainnya.

Menurutnya, selain dirinya, ada seorang teman sekelasnya yang berbuat lebih nakal kepada Fajar. Orang itu, kata dia, sering mumukul kepala Fajar.
“Saya pernah lihat orang itu memukul Fajar di sekolah,” katanya.

Di mata sang kakak, HP, N dikenal sebagai adik yang pendiam. Bahkan, kadang N hanya diam saat ia mengajak bicara.

“Dia [N] beda dengan saja. Kalau diajak dolan, dia lebih senang di rumah,” kata lelaki yang duduk di bangku kelas VII SMP negeri tersebut.
Kades Klumprit, Hartana, ketika ditemui solopos.com di rumahnya, Jumat, mengaku sangat terkejut dan heran atas kejadian yang menimpa warganya itu. Menurutnya, N adalah anak yang cenderung pendiam.

“N itu sering main bareng anak saya,” kata dia.
Ia mengaku pernah melerai pertengkaran keluarga N. Ia pernah berpesan kepada Parjiyo agar tak sekali-kali memukul istri di depan anak-anaknya.
“Masalahnya apa, saya saya tak tahu lebih dalam. Itu sudah lama. Ada tetangga yang tahu, tapi enggak berani melerai,” terangnya.

Ia tak bisa memastikan sikap N dipengaruhi perangai orang tuanya. Ia belum pernah menanyakan hal itu kepada N.

“Itu bagian psikiater. Apa punya kelainan? Apa bukan karepnya? Perlu pendalaman,” katanya.
Ia berharap kejadian itu jangan sampai terulang lagi. Baik pelaku maupun  korban masih anak-anak. Ia berharap pendidikan anak dikembalikan ke orang tua saja.

“Kalau ada penanganan khusus, biar pihak-pihak terkait menindaklanjuti,” kata dia.

Sementara itu, aktivis Yayasan Atma Solo, Dunung Sukocowati, berharap seluruh pihak berhati-hati menangani masalah itu. Ia berharap kedua belah pihak mengalami trauma.

“Saya Kamis (29/5) mencoba bertemu, tapi N sedang diasingkan. Itu antisipasi untuk menghindarkan dari trauma,” kata dia.

Terkait pemukulan yang dilakukan ayah N kepada ibunya, Dunung berpendapat hal itu sangat memengaruhi psikologi anak. Menurut dia, anak berkembang sesuai apa yang ia lihat, dengar dan alami.

“Setidaknya ada tiga orang yang sudah saya temui yang mengatakan kalau mereka melihat ayah tersangka memukul ibu tersangka. Keluarga tidak memberi contoh yang baik,” katanya saat dihubungi solopos.com, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya