SOLOPOS.COM - Kapolres Sukoharjo AKBP Ade Sapari (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Kapolres Sukoharjo AKBP Ade Sapari (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SUKOHARJO — Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari menegaskan, dirinya belum mengetahui pernyataan Kapolda (Jateng) yang akan mencopot dirinya. Perwira melati dua ini mengatakan, tak ada anggotanya yang diduga terlibat penganiayaan seorang pengamen di Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun demikian, Kapolres berjanji akan membina anggotanya jika ditemukan indikasi keterlibatan penganiayaan. Pernyataan Kapolres disampaikan saat dihubungi Solopos.com, Jumat (8/2/2013). “Kami belum tahu (soal pencopotan dirinya). Tugas pimpinan memberikan arahan kepada anggota.”

Dicontohkannya, dalam mengungkap pelaku kejahatan seorang polisi meski mengedepankan CSI (crime science identifications) bukan mengejar pengakuan.

“Sudah bukan zamannya mengungkap pelaku kejahatan dengan mengejar pengakuan. Saat ini setiap anggota (polisi) harus mengedepankan ilmu pengetahuan.”

Menurutnya, jika ada anggota melakukan tindak kriminalitas meski ditanggung secara pribadi saat berhadapan dengan hukum. Menyinggung soal kabar dugaan keterlibatan kejadian di Wonogiri, Kapolres menjelaskan, saat ini anggota reskrim Polres Sukoharjo mengembangkan kasus dugaan pencurian burung.

“Hasil pengembangan dari tersangka Tato mengarah kepada seorang pelaku yang berada di Wonogiri. Untuk itu dilakukan investigasi, bekerja sama dengan polres tetangga (Wonogiri). Tapi tak ada anggota yang terlibat dugaan penganiayaan seorang pengamen.”

Sebelumnya, seorang pengamen yang juga menjadi tukang ojek, Susanto, 30, warga Lingkungan Salak RT 004/RW 003, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri diduga dianiaya beberapa aparat kepolisian. Pasalnya, ia dituduh terlibat pencurian burung bersama beberapa rekannya.

Saat ini, Susanto, tengah dirawat di Bangsal Anggrek Nomor 9 RSUD dr Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri dengan luka memar di hampir seluruh tubuhnya.

“Kelingking tangan kanan patah. Kaki, perut, punggung, rasanya sakit semua karena dipukul dan ditendang. Ini, saya sampai kencing darah. Leher juga dijerat pakai tali tas yang saya bawa saat ngamen,” kata Susanto saat ditemui wartawan di RSUD SMS, Kamis (7/2/2013).

Setelah dijerat pakai tali tas itu, lanjut dia, pandangannya langsung gelap dan tidak sadarkan diri. Menurutnya, ada lebih dari lima orang yang melakukan penganiayaan itu.

“Saya juga sempat disetrum di betis bagian kanan. Intinya, agar saya ngaku kalau terlibat pencurian burung Labet [Love Bird]. Padahal, kasus itu sudah tahun 2011 lalu,” ujarnya.

Susanto dituduh terlibat kejadian itu karena rekannya yang bernama Totok ditangkap terlebih dulu beberapa waktu lalu. Akhirnya, dari hasil interogasi polisi, kemudian muncul nama Angga dan kemudian muncul namanya.

“Saat saya menunggu pelanggan ojek di agraria, tiba-tiba saya dibawa pakai mobil plat hitam. Saat itu, Senin [4/2/2013] sore. Saya lalu dibawa ke Polsek Selogiri. Di salah satu ruang saya dipukuli. Saat itu, ada yang dari Sukoharjo dan polsek lain,” imbuhnya.

Setelah dipukuli, ia lalu dibawa ke Polres Wonogiri. Menurutnya, rekannya yang bernama Totok yakni warga Kartasura, sekarang berada di Polres Sukoharjo dan Angga masih berada di Polres Wonogiri. Saat di Polres, ia lalu diinterogasi dan baru diperbolehkan pulang pada Rabu (6/2/2013) sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya